SALAM PAPUA (TIMIKA) – Hujan deras yang mengguyur wilayah
Distrik Tembagapura sejak 16 hingga 20 Mei 2025 menyebabkan longsor dan banjir
di sejumlah kampung. Dampaknya, akses jalan antar kampung terputus total,
termasuk jalur penghubung antara Kampung
Tsinga-Bebilawak-Doliningogin-Beanegogom-Jongkogoma.
Akibat kondisi tersebut, aktivitas masyarakat lumpuh.
Layanan dasar seperti akses ke kebun, sekolah, fasilitas kesehatan, dan
mobilitas antar kampung tidak dapat dilakukan.
“Kampung Tsinga menjadi salah satu lokasi terdampak paling
parah. Aktivitas masyarakat benar-benar tidak berjalan. Mereka tidak bisa ke
kebun untuk mencari makan, tidak bisa ke Puskesmas untuk berobat, dan anak-anak
tidak bisa sekolah karena akses menuju kampung lain terputus,” ungkap Peanus
Uamang, S.HI, Anggota DPR Papua Tengah dalam keterangan tertulis kepada Salam
Papua, Selasa malam (21/5/2025).
Peanus menjelaskan bahwa jalan-jalan penghubung utama antar
kampung tidak dapat dilalui, baik oleh kendaraan maupun pejalan kaki, karena
tertimbun longsor dan material banjir. Hal ini menyebabkan mobilitas warga
benar-benar terhenti.
“Jalan tersebut merupakan akses vital masyarakat. Ketika
jalan itu putus, otomatis seluruh aktivitas mereka juga ikut berhenti,” jelas
politisi asal Mimika ini.
Selain akses jalan, bencana juga mengakibatkan kerusakan
tanaman pertanian, kebun warga, pagar kampung, serta jembatan sungai milik
masyarakat.
Menanggapi hal ini, Peanus menegaskan bahwa masyarakat
berharap adanya penanganan cepat dari pemerintah, baik dari tingkat kampung,
distrik, hingga Pemerintah Kabupaten Mimika, agar kondisi tersebut segera
ditanggulangi.
“Harapannya, pemerintah segera turun tangan dan merespons
secara cepat agar akses jalan yang amblas dan tertimbun bisa segera diperbaiki
dan kembali digunakan masyarakat seperti biasa,” pungkasnya.
Penulis/Editor: Sianturi