SALAM PAPUA (TIMIKA)- Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) milik Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia bangga, setelah 3 siswanya direkrut Akademi Sepak Bola Waanal Brothers Football Club (WBFC) Timika yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat menjadi pemain sepak bola profesional dan akan diberangkatkan ke Bandung dalam waktu dekat. Ketiga anak tersebut adalah Don Fransiskus Magal, Danius Tsugomol dan Jopian Aim.

Kepala Sekolah SATP Timika, Sonianto Kuddi saat ditemui Salampapua.com, Senin (21/7/2025) mengatakan, ada 3 anak yang dijaring WBFC, yang didirikan oleh Four Brothers itu setelah berproses sejak Bulan Februari 2025 lalu setelah adanya Kompetisi WBFC Timika Cup U-16 dan banyak anak yang masuk ke tim yang bertanding.

“Dari situ ada 3 anak kami dari SATP yang terjaring dan lanjut ke WBFC di Bandung. SATP adalah milik YPMAK sebagai pengelola dana kemitraan PTFI, kami sangat bangga dengan prestasi itu dan kami di sini, anak-anak dibina sert dididik baik secara fisik, pengetahuan, kerohanian dan karakter,” ujar Sonianto.

Pihaknya sambung Kepala Sekolah membina para siswa dengan baik, mulai dari sisi pengetahuan maupun fisik sehingga banyak anak yang mengikuti lomba, baik olahraga, seni dan akademik, mereka bisa berprestasi dengan baik.

“Hal itu menunjukkan bahwa Orang Asli Papua terutama Suku Amungme-Kamoro sangat bisa diperhitungkan baik tingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan tingkat internasional. Karena anak kami juga tahun ini, ada 4 anak yang akan mewakili Indonesia mengikuti Olimpiade Matematika Tingkat Asia, AIMO Tokyo 2025,” jelasnya.

Kemudian lanjutnya, adanya 3 anak yang melanjutkan sekolah di Akademi WBFC di Bandung, dalam hal ini dikembalikan ke pihak YPMAK sebagai orang tua dan pemilik SATP, untuk menentukan, sedangkan pihaknya sudah mendidik dan membina anak-anak sehingga mereka bisa berprestasi dalam setiap ajang.

“Dan lembaga lain melihat bahwa anak ini punya potensi yang bisa untuk dikembangkan, itu kami kembalikan ke pemilik SATP yakni YPMAK dan orang tua, untuk menentukan bagaimana kelanjutan dari anak-anak ini baik dalam beasiswa maupun kehidupan mereka selanjutnya,” paparnya.

Sonianto juga sangat berterima kasih kepada pihak PT Freeport Indonesia yang telah men-support SATP lewat YPMAK. Ketiga anak tersebut lama ini memang telah mengikuti ekskul bola tiga kali dalam seminggu.

“Mereka mengasah keterampilan baik itu dalam futsal, bola maupun olahraga lainnya. Kita di sini ada 100 lebih ekskul dan cabangnya dari SD sampai SMP. Jadi anak bisa memilih sesuai bakat dan minat mereka,” terangnya.

Dijelaskannya, anak-anak tersebut karena potensinya besar di cabang sepak bola makanya mereka selalu aktif dalam sepak bola. Sehingga ketika ada pertandingan antar kelas, atau antar sekolah mereka yang selalu diutamakan tampil karena mereka memang punya potensi di situ.

“Tapi anak-anak ini juga baik dalam pengetahuan, mereka juga punya karakter yang baik dan mereka juga kita bina kerohaniannya. Semoga ini dilanjutkan oleh lembaga pendidikan yang akan dituju oleh ketiga anak ini,” paparnya.

Dia berharap, anak-anak ini dididik dengan baik sehingga menjadi pemimpin Papua nantinya dan bahkan menjadi pemain sepak bola nasional dan internasional. Bahkan sebagai penerus para senior pesepak bola Indonesia seperti Boaz Solossa dan lainnya karena mereka masih usia di bawah 16 tahun.

“Mereka memang dari sisi skill sudah diasah sejak mereka masih kelas 1 dan 2 SD dan mereka juga memang sudah sangat menggemari sepak bola. Tinggal meningkatkan skill mereka ketika sudah berada di lebel club dimana kemampuannya semakin meningkat,” tuturnya.

Di samping ke Akademi WBFC tambah Sonianto, ada juga siswa dari SATP yang direkrut oleh program pemerintah yakni Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD) Kabupaten Mimika menjadi pesepak bola dan juga dari cabang olahraga lainnya.

Penulis/Editor: Sianturi