SALAM PAPUA (NABIRE) – Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) menggelar Pembekalan Tenaga Guru Mapega Daerah 3T Provinsi Papua Tengah Tahun 2025, yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Papua Tengah, Meki Frits Nawipa, di Ballroom Kantor Gubernur, Bandara Lama Nabire, Selasa (21/10/2025).

Dalam sambutannya, Gubernur Meki Nawipa menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Papua Tengah melalui sektor pendidikan. Ia mengungkapkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua Tengah pada tahun 2023 berada di angka 59,8, dan meningkat menjadi 60,44 pada tahun 2024.

“Kalau kita belum sampai di atas 70, berarti kita harus bekerja lebih keras. Tapi saya percaya dengan adanya program Mapega 3T, IPM Papua Tengah akan terus meningkat,” ujar Meki.

Gubernur juga menyinggung soal angka harapan hidup di Papua Tengah yang masih tergolong rendah, yakni 65,06 tahun untuk laki-laki dan 68,97 tahun untuk perempuan.

“Ini menandakan banyak orang asli Papua masih belum menjaga pola hidup sehat. Kita makan sembarangan, hidup sembarangan, akhirnya umur pendek. Kalau mau jadi guru, harus hidup baik, bersih, dan disiplin. Harapan hidup harus bisa di atas 70 tahun,” ujarnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata lama sekolah di Papua Tengah baru mencapai 6,12 tahun, dengan harapan lama sekolah 6,63 tahun. Angka tersebut menunjukkan sebagian besar masyarakat hanya menyelesaikan pendidikan hingga tingkat sekolah dasar.

Meki juga menyoroti adanya praktik manipulasi data dalam sistem pendidikan, terutama pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik), yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah atau operator demi kepentingan dana BOS.

“Mapega 3T hadir untuk memberantas penipuan dalam Dapodik. Kita harus bereskan dan rapikan semua data pendidikan. Jadilah sarjana pendidikan yang jujur dan mau membangkitkan pendidikan di atas tanah ini,” tegasnya.

Gubernur Meki menekankan bahwa kemajuan Papua Tengah harus dimulai dari komitmen pribadi tenaga pendidik dan semangat untuk melayani.

“Papua Tengah terang harus mulai dari cahaya kecil di setiap distrik — dari gunung, pesisir, pulau, dan lembah. Untuk membawa terang itu, kita harus punya hati melayani dan jujur dengan data. Jangan ikut dalam kelompok yang suka manipulasi, karena itu berdosa,” ujarnya yang disambut tepuk tangan peserta.

Ia juga mengingatkan agar program Mapega 3T tidak dijadikan sarana untuk mencari status atau keuntungan pribadi.

 “Jangan masuk Mapega hanya karena ingin jadi pegawai negeri atau mencari gaji. Kita hadir untuk mengabdi dan membantu negeri ini. Anak-anak Papua harus diarahkan agar punya masa depan yang jelas dan bisa bekerja dengan integritas dan kejujuran,” tegasnya.

Lebih lanjut, Meki menjelaskan bahwa tenaga guru kontrak Mapega direkrut oleh bupati, bukan oleh gubernur, namun Pemprov tetap memberikan dukungan penuh demi memperkuat layanan pendidikan di wilayah 3T.

“Tidak ada gubernur yang ambil kebijakan sekolah setiap hari, tapi di Papua Tengah ini saya harus lakukan karena ini untuk masa depan anak-anak kita,” pungkasnya.

Penulis: Elias

Editor:  Sianturi