SALAM PAPUA (TIMIKA) – Diduga pangkalan lebih mengutamakan penjualan ke pengecer, banyak warga di Kabupaten Mimika yang mengeluhkan sulit mendapatkan minyak tanah.

“Kami di kompleks ada pangkalan tapi terkadang hanya beberapa saja yang bisa dapat. Padahal sekarang sistemnya pakai data KK dan KTP, tapi masih sulit untuk dapatkan minyak tanah. Biasanya kami melihat orang dari wilayah lain ikut antre, bahkan datang dengan banyak jerigen menggunakan mobil. Itu berarti pemilik pangkalan tidak jujur dan utamakan jual ke luar khusus untuk pedagang eceran,” ungkap seorang ibu rumah tangga di Jalan C Heatubun Timika, Papua Tengah, Senin (3/4/2023).

Hal yang sama juga dikeluhkan IRT di Kompleks Boulevard Timika, dimana sejak bulan Maret 2023, pangkalan yang ada seakan membatasi warga di wilayah tersebut.

Mereka pun menduga bahwa pangkalan di wilayah tersebut lebih mengutamakan penjual eceran. Dugaan ini lantaran sering melihat beberapa warga luar ikut antre menggunakan mobil pick up.

“Kami warga di sini tidak lagi dapat minyak tanah. Padahal kami sudah ada kartu antrean berdasarkan KK. Bulan Februari (2023) kita antre juga banyak wajah-wajah yang bukan merupakan warga di sini,” katanya.

Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi Mimika Bangkit DPRD Mimika, Drs. Leonardus Kocu mengharapkan adanya pengawasan ketat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mimika. Jika didapat pangkalan yang nakal, harus ditindak tegas, mengingat minyak tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

“Persoalan minyak tanah ini hampir kita bicarakan setiap tahun, tapi sampai hari ini tidak ada solusinya. Ini bukan hanya terjadi saat menjelang hari raya, tapi terjadi setiap saat. Masyarakat terus mengeluh maha dan sulit mendapatkan minyak tanah. Jadi pengawasan dari Disperindag itu harus dijalani betul-betul,” tuturnya.

Dia menegaskan, jatah minyak tanah ke Mimika sangat melimpah yang disalurkan melalui agen-agen yang ada, namun sangat disayangkan jika masyarakat terus mengeluh lantaran minyak tanah langka dan mahal.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy