SALAM PAPUA (TIMIKA) – Yayasan Generasi Amungme
Bangkit (YGAB) menggelar Ibadah Syukuran Pelepasan serta Perpisahan siswa-siswi
Kelas IX dan Kelas Matrikulasi binaan Asrama Joronep Tahun Pelajaran 2022-2023.
Ibadah syukuran tersebut digelar di halaman Kantor YGAB di Jalan
Perjuangan, Kelurahan Timika Indah, Rabu (21/6/2023), dan mengangkat tema “Student
Today, Leader Tomorrow” serta sub tema “Tuhan Adalah Manara yang Kuat (Amsal
10:3)”
Ketua YGAB, Menuel Jhon Magal dalam sambutannya menyebutkan,
kelulusan puluhan anak Amungme ini
bermula dari pergumulan yang panjang. Melihat di atas tanah Amungsa yang
sangat kaya, semua suku bangsa di Indonesia dari Sabang sampai Merauke
berbondong-bondong berjuang mencari nafkah. Namun anak-anak lokal khususnya
Amungme sangat sulit berperan dalam pembangunan di pemerintahan bahkan di PT
Freeport Indonesia (PTFI) yang beroperasi di atas tanah orang Amungsa itu
sendiri.
Pergumulan itu pun terjadi saat dirinya menempuh Pendidikan
di Jawa dan saat bekerja di Semarang, yang mana sejak saat itu pun dirinya mulai
mengurus anak-anak sekolah asal Amungme. Kemudian saat dia bekerja di PTFI
selama 10 tahun juga mengurus anak-anak sekolah
Amungme.
Atas kenyataan itu, Menuel berjuang untuk melakukan
terobosan demi orang-orang Amungme dapat memiliki masa depan, dimana harus ada
orang yang bisa menjadi motor penggerak untuk itu.
“Ini bukan hanya satu atau dua hari saja, tapi melalui
pergumulan yang sangat panjang dengan satu tujuan orang Amungme harus punya
masa depan. Orang Amungme yang tertinggal harus punya masa depan dan tidak
harus menjadi penonton bagi orang lain yang datang menikmati hasil kekayaan di
atas tanahnya sendiri,” ungkapnya di hadapan ratusan tamu undangan yang hadir
dalam ibadah syukuran tersebut, Rabu (21/6/2023).
Menurut dia, Tuhan menciptakan kekayaan alam yang sangat
luar biasa di atas tanah Amungme tentunya punya tujuan yang luar biasa dan mulia.
Karena itu, agar maksud Tuhan tersebut bisa menjadi kenyataan, maka harus ada
upaya yang dilakukan melalui karya kita.
“Dalam karya kita, tentunya Tuhan akan turut campur tangan.
Di situlah kita akan betul-betul bangkitkan sebuah generasi. Atas pergumulan
itu, tahun 2015 saya dirikan YGAB,” tuturnya.
Setelah YGAB terbentuk, kemudian ada anak-anak Amungme
gunung yang dididik dengan kendala yang luar biasa untuk bersaing bersama
teman-temannya yang lain. Mengingat anak-anak tersebut merasa berat, maka
dibuatlah asrama Joronep untuk membina dan mendampingi mereka dengan upaya
membentuk karakter sopan santun serta memiliki kedekatan bersama Tuhan.
“Kesulitan yang kami hadapi untuk merangkul anak-anak ini
sangat besar, karena belum adanya pemahaman dari masyarakat sendiri. Namun itu
tidak membuat saya berhenti berjuang. Saya mulai bawa anak-anak gunung supaya
mereka bisa bersaing dengan berbagai suku bangsa yang ada di Mimika,” katanya.
Lambat laun anak-anak YGAB mulai menunjukkan prestasi dan
mampu bersaing dalam bidang akademik. Meski demikian, berbagai masalah tetap
juga bermunculan dan seperti menyulitkan YGAB, namun hal itu justru sebagai
faktor untuk memperkokoh, karena segala sesuatu yang berdiri di atas kebenaran
pasti akan dipersulit.
“Semua kesulitan itu tidak apa-apa bagi saya. Karena saya
yakin ada Tuhan yang hidup. Makanya tema yang saya angkat dalam ibadah ini
ialah Tuhan Saya Adalah Menara yang Kuat. Saya tidak pernah mengeluh kepada
siapun, karena harapan saya sudah saya taruh kepada Tuhan,” ujarnya.
Dia menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh staf, pamong
Asrama Joronep, serta guru di taman baca Kwamki Narama yang telah bekerjasama
dengan baik dalam membangun masa depan anak-anak Amungme. Keberhasilan dengan
landasan kerjasama ini terlihat dari anak-anak yang saat ini lulus dengan nilai
yang bagus dan memiliki etika sopan santun yang baik.
“Mereka semua sangat luar biasa. Saya bersyukur kepada
Tuhan, karena saat saya berjuang, Tuhan juga mengirimkan orang-orang yang
betul-betul berdiri bersama saya. Sampai hari ini anak SMP kami sekitar 20
orang akan masuk ke tingkat SMA/SMK, saya sangat syukuri itu. Terimakasih buat
semuanya,” tuturnya.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Tabita Sion
atas kerjasama yang baik, sehingga bisa mengakomodir anak-anak YGAB, untuk bisa
bersaing bersama anak-anak suku lainnya di SMP Sion.
Dia menambahkan bahwa terbentuknya taman baca di Kwamki Baru
bermula hanya untuk merangsang anak-anak agar mau belajar membaca. Sejak
dibentuk tahun 2017, telah ada puluhan anak kelas 1, 2, 3 dan kelas 4.
“Awal masuknya taman baca ini juga sangat banyak yang
pesimis dan menganggap itu tidak ada artinya. Namun karena satu kepercayaan
yang kuat akan adanya sebuah harapan untuk masyarakat Kwamki Baru, maka
anak-anak yang dibina bisa memiliki raport dengan nilai yang bagus,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Tabita Sion, Devi memberi
apresiasi bagi YGAB yang telah melahirkan anak-anak Amungme yang sangat luar
biasa.
Devi mengatakan, sejak 19 anak YGAB diterima di Sion,
guru-guru sudah bisa menilai bahwa anak-anak tersebut sudah siap tempur dan
siap melanjutkan pendidikan di SMP. Hal ini dinilai dari segi anak-anak
berbicara, menulis dan beradaptasi yang sangat luar biasa baik.
“Lama kelamaan kami melihat bahwa anak-anak Amungme ini
adalah anak yang pintar. Selain sebagai Kepala Sekolah, saya juga mengajari
mereka dan selalu mengingatkan untuk terus belajar, karena merekalah yang harus
membangun Papua,” ungkapnya.
Acara pelepasan diakhiri dengan ucapan terimakasih siswa
kelas IX yang diwakili oleh Yopi Julian Magal. Yopi menyampaikan bahwa ia
bersama teman-temannya bersyukur adanya YGAB dan asrama Joronep, sehingga
mereka bisa dihimpun dan dibina dengan baik di tempat itu.
Apresiasi dan terimakasih juga disampaikan kepada Kepala
Sekolah dan guru-guru SMP Sion yang telah dengan sabar mendidik, sehingga
mereka bisa lulus dengan capaian nilai yang baik.
“Terimakasih kepada Bapak Menuel Jhon Magal dan jajarannya
yang telah membimbing kami, sehingga kami bisa lulus SMP. Binaan yang luar
biasa juga dari pamong di asrama dan guru-guru di SMP Sion. Kiranya Tuhan
membalas itu semua dengan berkat yang melimpah,” ungkapnya.
Ucapan terimakasih juga disampaikan perwakilan Kelas
Matrikulasi, Meyssi Alomang. Meyssi mengucapakan syukur dan terima kasih kepada
Ketua YGAB dan guru-guru yang telah mendidik mereka sehingga bisa membaca dan
menulis.
“Kami tidak bisa membalas kebaikan Bapak dan Ibu semua,
tetapi kami selalu berdoa kiranya Tuhan Yesus memberkati Bapak dan Ibu semua,”
tuturnya.
Apresiasi dan terimakasih juga disampaikan perwakilan orang
tua siswa yang diwakili oleh Amandus Magal. Disampaikan bahwa adanya YGAB
menjadi penerang jalan bagi anak-anak Amungme, sehingga sebagai masyarakat
harus mendukung dan mendoakan agar masa depan anak-anak menjadi terang dan
Amungme semakin bangkit.
Ia berharap agar Pemkab Mimika dan PTFI ikut mendukung,
mengingat pendidikan sangat penting untuk membangun bangsa.
“Mari kita semua mendukung apa yang YGAB upayakan. Semua
dilakukan agar anak-anak kita bisa menjadi orang yang berguna untuk membangun
di atas tanahnya sendiri. Saya ucapkan terimakasih kepada YGAB dan Yayasan Sion
yang telah mendidik anak-anak kami,” ujarnya.
Wartawan : Acik
Editor : Jimmy