SALAM PAPUA (TIMIKA) – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan bahwa pihaknya memberi dukungan sebesar Rp 5 Miliar yang diberikan dalam bentuk penyediaan 1.150 paket Sembako dari 6000 paket yang disiapkan serta biaya transportasi dan akomodasi bagi para dokter dari RSPAD dan PERDAMI untuk kegiatan Baksos Operasi Katarak dan Bibir Sumbing di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mimika yang diselenggarakan oleh Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Rabu (12/7/2023).

Sebagian dari total 6.000 paket Sembako dan bantuan lainnya akan diberikan dalam kegiatan bersama Pemerintah Daerah untuk mendukung penanganan kesehatan seperti stunting di Kabupaten Mimika dan Nabire.

Tony mengatakan, perusahaan memiliki komitmen yang kuat untuk terus memberikan dukungan kepada masyarakat Kabupaten Mimika dalam menghadapi masalah kesehatan.

Di luar program Baksos, PTFI bersama Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) terus memberikan dukungan pada kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat melalui pembangunan dan pengoperasian rumah sakit dan beberapa klinik di wilayah Kabupaten Mimika, seperti Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Mimika, klinik di SP-9, SP-12 dan Pomako, serta klinik TB – STI (Sexual Transmission Infection). Selain itu, PTFI juga menjadi penggerak utama dalam program pengendalian malaria yang dilakukan dalam kemitraan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika.

“Ini bagian dari komitmen kami dan tentu saja ini merupakan tambahan dari program sosial kami, seperti program pendidikan, kesehatan dan program lainnya yang sudah berjalan”, ujar Tony ketika diwawancarai awak media di sela-sela waktu saat mendampingi Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Mimika, Rabu (12/7/2023).

Di samping itu, pada kesempatan tersebut, Tony menjelaskan bahwa PTFI juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pendidikan di Papua. Sejak tahun 1996 upaya tersebut telah dilakukan secara berkelanjutan sekaligus meningkatkan jumlah pekerja asli Papua di PTFI yang saat ini sudah mencapai lebih dari 40 persen.

Di dalam area kerja, PTFI telah melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan pendidikan anak-anak muda Papua, termasuk di Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN).

IPN dibangun sejak tahun 2003 dan semacam Lembaga Pendidikan Vokasi bagi peningkatan SDM Papua untuk kebutuhan industri, yang memiliki 15 jurusan teknik dan 3 progam non-teknik.

Siswa IPN 90 persen merupakan asli Papua dan total sudah mencapai 4.000 lulusan serta 2.500-nya sudah bekerja di PTFI.

“Tentu saja ini cikal bakal untuk memberikan kesempatan pada anak asli Papua agar lebih bisa memasuki dunia kerja, bukan hanya di PTFI, di luar PTFI  bahkan di luar Papua,” tuturnya. (Adv)

Penulis: Jimmy