SALAM PAPUA (TIMIKA) – Warga pesisir Timur Kabupaten
Mimika, Provinsi Papua, yang biasanya melakukan perjalanan menggunakan perahu
menyusuri sungai mengeluhkan tingginya lumpur dan pasir hampir di semua sungai
yang akhirnya sering menghambat perjalanan mereka.
Bartelinus Pokneangge mengungkapkan bahwa beberapa waktu
lalu dirinya melakukan perjalanan menuju Distrik Jita. Mengingat jalur sungai
terhambat karena tumpukan lumpur dan pasir yang tinggi, ia bersama rombongan terpaksa
menempuh jalur laut, namun perahu yang ditumpangi nyaris terbalik di pulau
Puriri karena ombak yang tinggi.
“Kami terpaksa bermalam di Omoga selama 2 hari, itu karena gelombang laut sangat
tinggi dan perahu kami hampir terbalik. Awalnya kami ikut jalur sungai dari
Portsite, tapi perahu kami selalu kandas karena pasirnya sangat tinggi,”
ungkapnya saat menghubungi salampapua.com via telepon, Kamis (13/7/2023).
Di samping itu, ia mengaku juga sering mendengar keluhan
yang sama dari masyarakat Agimuga, Manasari, Otakwa dan wilayah pesisir
lainnya. Masyarakat terpaksa harus bermalam berhari-hari sebelum sampai ke
kampungnya masing-masing karena perahu yang ditumpangi mereka sering kandas.
Menurut dia sangat wajar jika selama ini banyak kecelakaan
laut yang menimpa para nelayan, bahkan ada beberapa korban yang tidak bisa
ditemukan lantaran tenggelam di dalam lumpur.
“Kondisi kali (sungai) saat ini sangat miris. Masyarakat
pesisir sangat kesusahan dalam memperlancar perekonomian (karena dampak
terhambatnya perjalanan mereka). Masyarakat takut kecelakaan kalau lewat laut,
tapi lewat kali juga selalu terkendala dengan tumpukkan lumpur dan pasir,”
ujarnya.
Ia pun berharap Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia untuk
melihat langsung kendala warga pesisir terkait akses transportasi melalui sungai-sungai
yang ada.
“Pemerintah harus melakukan pengerukan supaya tidak dangkal
dan akses masyarakat bisa lancar,” pintanya.
Wartawan : Acik
Editor : Jimmy