SALAM PAPUA (TIMIKA) – Ratusan warga perwakilan suku Amungme, Kamoro dan 5 suku kekerabatan di Kabupaten Mimika menggelar demonstrasi, Selasa (29/8/2023), di depan kantor Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) di Jalan Yos Sudarso Timika, sebagai pengelola dana pendidikan dari PT Freeport Indonesia (PTFI).

Ratusan warga yang dipimpin Ketua Organisasi Kaum Intelektual Amungsa (OKIA), Yohanes Kemong, mengancam menutup YPMAK karena peserta beasiswa tahun 2023 berkurang, yaitu hanya 3000 anak. Kuota tersebut dinilai tidak sesuai dengan hasil produksi PTFI yang berlimpah-limpah.

Warga juga meminta agar YPMAK menghadirkan manajemen PTFI untuk mencari solusi bersama terkait masa depan anak Amungeme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan.

“Kalau memang jumlah peserta beasiswa berkurang, maka tutup saja YPMAK. Kenapa bisa berkurang, sementara produksi PTFI terus melimpah. Pendidikan bagi anak-anak pemilik hak ulayat ini sangat prihatin, tapi hasil alamnya sudah diambil semua,” ungkap koordinator aksi, Nalio Jangkup.

Selain Nalio Jangkup dan Yohanes Kemong, aspirasi juga disampaikan dari perwakilan perempuan, Fransisca Pinimet, Terion Janampa, dan  Ketua Aliansi Pemuda Kamoro (APK), Rafael Taorekeyau.

Pantauan salampapua.com, sekira pukul 10.08 WIT massa berbondong-bondong ke Biro Pendidikan YPMAK di Jalan Ahmad Yani. Namun kemudian atas pengawalan aparat kepolisian, massa diarahkan ke YPMAK 3 dan 4 di Jalan Yos Sudarso.

Massa kemudian diterima Direktur YPMAK, Vebian Magal dan Wakil Direktur YPMAK, Ifa Karopukaru.

Direktur YPMAK, Vebian Magal menyampaikan apresiasi kepada massa yang menyampaikan aspirasinya, karena tuntutannya sangat terarah.

Vebian juga menyampaikan permohonan maaf tidak bisa menghadirkan manajemen PTFI karena area YPMAK dan PTFI berbeda. Mengingat aspirasinya tertuju ke YPMAK, maka pihak YPMAK yang akan menjawab.

“Hari ini juga kita diskusikan bersama di ruang rapat kami di YPMAK. Jadi kami persilakan masing-masing perwakilan tokoh untuk diskusi bersama kami,” ungkapnya.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy