SALAM PAPUA (TIMIKA) – Peternak babi di Kabupaten
Mimika mengeluhkan naiknya harga pakan khususnya dedak.
Salah satu peternak babi di Kampung Kadun Jaya, Distrik
Wania, Bartelinus Pokneangge mengaku
sejak enam bulan terakhir harga dedak mencapai Rp 12.000 hingga Rp
15.000 per-Kg, sedangkan di toko mencapai Rp 460.000 per-karung ukuran 50 Kg.
“Sebagai peternak babi, kami begitu terasa harga pakan
sangat naik. Pokoknya makin hari makin naik hampir enam bulan terakhir,”
ungkapnya kepada salampapua.com via telepon, Jumat (11/8/2023).
Disebutkan bahwa saat ini nyaris semua pengusaha menjual
dedak. Untuk itu diminta kepada Pemerintah Daerah agar ada Peraturan Daerah
(Perda) untuk mengatur penjualan pakan ternak supaya tidak ada permainan harga oleh
para pengusaha.
Menurut dia, Perda sangat penting untuk menekan harga barang
yang dijual di toko maupun di pasar yang dijual eceran.
“Makin banyak penjual dedak tapi harganya naik setiap hari.
Kalau begini kasihan peternak babi yang ada. Pemda harus bisa awasi hal-hal
seperti ini supaya para penjual bisa sesuaikan harga,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ibu Emi Karol di Jalan Delima,
SP2 Timika. Emi mangatakan, harga pakan babi termasuk dedak harusnya menjadi
pengawasan pemerintah melalui dinas terkait sehingga dapat berpihak kepada
peternak lokal.
“Karena saat babi dijual, kita juga hitung-hitungan berapa
lama kita pelihara, berapa besar modal yang sudah kita keluarkan untuk beli
pakan. Persoalannya sekarang harga babi sangat murah, paling mahal Rp 10 juta, itupun
kalau kita rezeki,” tuturnya.
Sedangkan penjual pakan ternak di Jalan C Heatubun Timika,
Uri Abim mengatakan bahwa harga dedak disesuaikan dengan pasokan yang
didatangkan dari daerah Merauke dan Sulawesi.
Ia mengaku untuk dedak disesuaikan dengan musim panen padi.
Dalam artian, jika saat musim panen padi, berarti dedak melimpah dan penjualan
di Timika juga semakin banyak. Namun yang dikuatirkan ketika ada pedagang nakal
yang sengaja menimbun dan dijual mahal saat terjadi kelangkaan.
“Yang namanya berdagang kita harus ambil keuntungan biar
hanya Rp 2000. Kita juga perhitungan dengan ongkos pengiriman harga dan harga
beli. Saya biasanya langsung dijual semua kalau ada stok. Tidak tahu kalau yang
lain,” katanya.
Wartawan : Acik
Editor : Jimmy