SALAM PAPUA (TIMIKA) – Dalam rangkaian Dies Natalis (ulang tahun) ke-21, Politeknik Amamapare Timika yang beralamatkan di Jalan C Heatubun Kelurahan Kwamki, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika ini, menggelar aksi peduli lingkungan dengan membersihkan sampah di sekitar jalan C Heatubun dan jalan Cenderawasih Timika, Jumat (22/9/2023).

Aksi bersih-bersih sampah yang diikuti oleh jajaran pimpinan, dosen, staf dan seluruh mahasiswa ini dimulai dari lorong area kampus kemudian ke arah kantor Dinas Perhubungan, masuk ke gang MPCC, lanjut ke arah gereja Katolik Tiga Raja jalan Cenderawasih, belok ke jalan C Heatubun dan kembali ke Kampus.

Direktur Politeknik Amamapare Timika, Ir. Herman Dumatubun,S.T,M.T mengatakan bahwa rangkaian kegiatan dalam merayakan Dies Natalis kampus ke-21 dilakukan selama 2 hari, tanggal 22-23 September 2023.

Pada tahun ini kegiatannya sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana pada hari Jumat (22/9/2023), seluruh civitas akademika melakukan aksi peduli lingkungan dengan cara membersihkan sampah. Hal ini dilakukan karena “sampah” merupakan salah satu problematika di Kabupaten Mimika yang sampai saat ini belum mendapatkan solusi konkretnya. Untuk itu, melalui aksi ini, diharapkan masyarakat Mimika dapat turut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan baik di seputaran tempat tinggalnya maupun di seluruh titik di Kota Timika.

“Dies Natalis kampus sebenarnya jatuh pada tanggal 2 September, namun karena ada berbagai kegiatan lain yang juga tidak kalah pentingnya, sehingga kami merayakannya pada 2 hari ini. Dimana pada hari Jumat (22/9/2023), mulai pagi hingga sore rangkaian kegiatan dilakukan berupa aksi peduli lingkungan dan lomba-lomba antar sesama civitas akademika Politeknik Amamapare Timika. Sedangkan pada hari Sabtu (23/9/2023), kami akan melaksanakan ibadah syukur bersama. Secara khusus untuk aksi peduli lingkungan yang kami lakukan, memberi pesan bahwa kampus kami yang telah 21 tahun menapakkan kakinya di Kabupaten Mimika ini dapat memberi pengaruh-pengaruh penting dan konstruktif bagi permasalahan yang dihadapi Kabupaten ini,” ujarnya.

Di samping itu, Herman mengungkapkan bahwa saat ini Politeknik Amamapare telah memiliki 5 Program Studi (Prodi) yakni S1 Terapan Teknologi Rekayasa Internet, S1 Terapan Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik, S1 Terapan Teknologi Rekayasa Otomotif, D3 Teknik Sipil yang saat ini sedang dalam proses peningkatan Prodi yang tinggal menunggu SK Izin Operasional dari Mendikbudristek untuk S1 Terapan Teknologi Rekayasa Pengelolaan dan Pemeliharaan Bangunan Sipil, dan Prodi yang terakhir adalah D3 Teknik Pertambangan.

Menurut Dia, sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Vokasi yang berada di Kabupaten Mimika dan juga di Provinsi Papua Tengah, semoga ke depan kampus ini dapat lebih memberikan dampaknya dalam menumbuhkembangkan SDM-SDM yang terampil dan siap pakai di bidangnya sehingga memberikan manfaat konkret bagi Pemerintah, dunia industri dan dunia kerja, serta masyarakat di Provinsi Papua Tengah, di tanah Papua, dan bahkan di Indonesia secara umum.

Salah satu kendala yang dihadapi saat ini adalah terkait biaya studi bagi orang asli Papua (OAP) khususnya Amungme, Kamoro dan 5 suku kekerabatan lainnya, yang mana sebagian besar dari mereka selalu harus bergumul dan terseok-seok dalam proses studinya. Semoga Pemerintah setempat, lembaga-lembaga adat pemberi bantuan beasiswa dapat memberi perhatian atas permasalahan ini, demi suatu cita-cita menghasilkan SDM-SDM OAP di Mimika dan di Tanah Papua yang siap bekerja dan siap menjadi “tuan di atas tanahnya”.

“Puji Tuhan saat memasuki usia ke-21 ini Politeknik Amamapare Timika telah memiliki 5 Prodi, yang mana kampus ini telah terakreditasi BAN PT baik institusinya maupun 5 Prodi tersebut. Sudah ada ratusan lulusan yang telah bekerja, baik di industri-industri termasuk di PT Freeport Indonesia (PTFI), di instansi pemerintah, maupun ada yang sudah berwirausaha. Kami berharap ke depan secara khusus Politeknik Amamapare semakin kuat chemistry-nya dalam hal ikatan kerjasama dengan Pemkab Mimika, Pemprov Papua Tengah, lembaga-lembaga adat dan juga perusahaan-perusahaan di seputar Kabupaten Mimika termasuk PTFI dan PT Petrosea, agar terjadi link and match dalam hal penguatan kurikulum berbasis kebutuhan industri, tenaga ahli instansi pemerintah dan dunia industri mengajar di kampus, penyerapan lulusan sebagai tenaga kerja, dan juga ada perhatian bagi kampus kami dalam hal dana pendidikan dan fasilitas-fasilitas pendukung pembelajaran,” ungkapnya.

Wartawan/Editor: Jimmy