SALAM PAPUA (TIMIKA) - Memasuki masa kampanye pelaksanaan Pemilu 2024, wajah kota Timika kini dihiasi spanduk calon legislatif (Caleg) dari berbagai partai politik (Parpol).

Spanduk-spanduk dengan berbagai ukuran yang dilengkapi dengan nomor urut Caleg dan Dapil ini, kini bisa dijumpai dalam wilayah kota hingga di sudut kota Timika. Dari ratusan spanduk yang telah terpasang, tampak banyak wajah baru yang siap bertarung merebut  kursi DPRD, DPRD Provinsi hingga ke DPR RI.

Munculnya wajah-wajah baru tersebut tentunya memberi harapan baru bagi masyarakat Mimika dalam mendorong roda pembangunan di segala bidang di atas kota yang dijuluki kota dolar tersebut.

"Sekarang banyak sekali wajah Caleg baru yang ikut Pemilu. Sebagai masyarakat, kita harapkan supaya para Caleg ini mau merebut kursi dengan tujuan untuk mewakili suara rakyat dan bukan untuk memperkaya diri," ungkap Septinus Awom yang merupakan warga jalur 3, SP3, Distrik Kuala Kencana, Rabu (29/11/2023).

Pria yang saat ini mulai merintis usaha di bidang peternakan ayam ini berharap semua Caleg tidak hanya memberi janji-janji palsu kepada masyarakat. Caleg-Caleg baru yang kini maju harusnya datang dari niat yang tulus untuk membawa perubahan dan menyejahterakan rakyat.

Lulusan SMA ini mengaku bahwa hingga saat ini DPRD Mimika belum mendobrak satu peraturan daerah khusus (Perdasus) yang berpihak kepada orang asli Papua (OAP). Perdasus yang dimaksud ialah perlindungan khusus pangan lokal agar tidak diperdagangkan oleh masyarakat pendatang. Desakan adanya Perda tersebut telah lama disuarakan masyarakat di Timika, baik melalui aksi demo di DPRD maupun disampaikan saat pelaksanaan reses anggota dewan, tetapi tidak terealisasi.

"DPRD yang saat ini aktif belum menjawab tuntutan masyarakat untuk membuat Perda khusus perlindungan pangan lokal. Padahal di Kota Jayapura sudah sahkan Perda itu sehingga pinang, sagu, noken, keladi dan hasil karya seni OAP tidak dijual masyarakat pendatang. Itu satu contoh yang memang membuktikan keterwakilan rakyat khususnya bagi OAP. Semoga saja dengan wajah-wajah baru yang bermunculan ini bisa menjawab satu tuntutan masyarakat itu," katanya.

Harapan yang sama juga disampaikan Natali You. Ibu rumah tangga yang juga menjual pinang ini mengaku bahwa spanduk-spanduk yang kini bertebaran mulai menampakkan semaraknya pesta demokrasi 2024. Dari sekian banyak wajah Caleg baru yang kini terpampang dengan berbagai visi-misi itu, dirinya merasa jatuh hati kepada seluruh Caleg perempuan yang merupakan OAP.

"Saya lihat ada beberapa Caleg perempuan asli OAP yang masuk di DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Mimika. Sebagai sesama perempuan kita percaya kepada mereka, tetapi kalau nanti sudah dapat kursi tolong jangan lupa melihat langsung kebutuhan masyarakat. Jangan hanya duduk-duduk saja di gedung DPR," pintahnya.

Eks Karyawan Perusahaan ternama ini mengaku berdasarkan pengalaman yang telah terjadi, banyak anggota DPR OAP yang hanya mampu bersuara melalui koran ataupun media online, tetapi tanpa adanya tindakan. Contohnya anggota DPR OAP kerap berkoar-koar akan bertindak tegas terhadap penjual minuman keras (Miras), tetapi faktanya Miras terus menjamur dan banyak menelan korban jiwa generasi Papua.

"Selama ini banyak generasi-generasi OAP yang mati karena Miras, tapi anggota DPR yang OAP hanya berkoar-koar di media saja. Kenapa tidak bisa bertindak tegas kepada penjual Mirasnya?" katanya.

Warga lainnya yaitu Jemmi Aim mengharapkan khusus kepada Caleg-Caleg yang merupakan anak asli suku Amungme dan Kamoro, jika lolos menjadi anggota DPRD harus serius mempertahankan tanah adat. Ia mengaku cemas dengan adanya wacana pemerintah pusat terkait pembukaan penambangan Migas di Distrik Agimuga.

Iapun berharap seluruh anggota DPR asli Amungme dan Kamoro untuk satu hati mempertahankan tanah adat. Anggota dari dua suku asli ini harus bersama-sama masyarakat menjaga tanah dan segala isinya sehingga tidak lagi diobrak-abrik untuk kepentingan negara dan menyengsarakan masyarakat asli.

"Saya sedih sekali dengan rencana pembukaan tambang Migas di Agimuga. Kalau sampai itu terjadi, berarti hancur sudah tanah adat kita. Makanya anggota DPR dari dua suku harus ikut pertahankan tanah adatnya. Jangan sampai karena jabatan dan uang, lalu rela membiarkan tanah adat yang diwariskan nenek moyang," ujarnya.

Pantauan salampapua.com, beberapa wajah baru yang akan bersaing merebut kursi DPRD merupakan pensiunan pejabat Pemkab Mimika.

Penulis : Acik

Editor : Jimmy