SALAM PAPUA (TIMIKA) - Tingkatkan skill dan keterampilan, 50 masyarakat Kamoro, Kabupaten Mimika, mengikuti pelatihan mekanik motor tempel dan pertukangan yang diinisiasi PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Keuskupan Timika melalui Koperasi Maria Bintang Laut (KMBL).

Pelatihan ini merupakan program penguatan ekonomi tahap IV dilakukan kepada masyarakat delapan kampung binaan periode 2024-2025 dan dibuka secara resmi oleh Manager Community Economic Development (CED) PTFI Yohanes Bewahan, di gedung Bobaigo Keuskupan Timika, Selasa (23/7/2024) dan resmi ditutup pada Jumat (2/8/2024).

Kegiatan tersebut digelar selama 13 hari yaitu pelatihan mekanik motor tempel 23-25 Juli 2024 dengan jumlah 40 orang dan dilatih oleh YAMAHA dari Karya Bahari Abadi (KBA) Sorong, pelatihan pertukangan dilaksanakan pada 23 Juli-3 Agustus 2024 yang diikuti oleh 10 orang dan dilatih langsung oleh para instruktur profesional dari Institut Pertambangan Nemangkawi PTFI.

Mewakili Manajemen PTFI Yohanes Bewahan sambutannya mengatakan, komitmen PTFI tidak pernah berubah untuk melihat potensi-potensi yang ada di masyarakat di wilayah pertambangan. Oleh sebab itu dengan adanya pelatihan ini PTFI sangat mengharapkan agar yang sudah lakukan ini dapat membantu masyarakat bisa mandiri dan memiliki keterampilan di kampungnya masing-masing.

"Dengan adanya kegiatan ini menjadi motivator agar anak-anak muda Kamoro memiliki keterampilan keahlian dan terus berkembang sehingga juga menjadi tuan di negerinya sendiri," ujarnya.

Yohanes menjelaskan, pelatihan yang berlangsung selama 10 hari ini mendapatkan  hasil yang memuaskan. Ia juga berharap sekembalinya ke Kampung masing-masing, ilmu yang diperoleh bisa diterapkan dan dikembangkan, sehingga nantinya bisa menjadi contoh yang baik bagi warga yang lain.

“Selama ini orang-orang bertanya apa saja yang sudah dilakukan PTFI, kenapa tidak turun ke Kampung-Kampung yang ada di Pesisir, maka kalianlah sebagai bukti komitmen PTFI dalam mengembangkan SDM,” ucapnya.

Sementara itu, perwakilan dari Keuskupan Timika, Benyamin Meo dalam sambutanya mengatakan, pelatihan dinilai sangat luar biasa karena baru pertama kali digelar, terlebih khusus pelatihan pertukangan.

“Proyek yang peserta pelatihan kerjakan adalah membangun toilet. Mengapa harus kita bangun toilet? Karena di kampung-kampung kegiatan ini yang biasa  menggunakan Dana Desa, sehingga berharap dengan ilmu ini semua pekerjaan kampung yang bergerak di fisik bisa dikerjakan sendiri, tidak perlu menggunakan tenaga dari luar,” ungkapnya.

Penanggung Jawab (PJ) Program Ekonomi KMBL, Agus Suryanata menambahkan, antusias peserta dalam mengikuti pelatihan ini sangat tinggi bahkan attitude dan skill peserta sangat bagus.

“Kami melihat peserta ini sangat kompeten dan selama pelatihan attitude mereka sangat baik. Kami berharap ilmu yang diterima ini bisa menjadi modal bagi mereka untuk terus berkarya,” ujar Agus.

Instructor Construction Nemangkawi, Danang Tegar Taufan pun mengatakan, selama pelatihan para peserta dinilai sangat luar biasa. Keinginantahuannya sangat tinggi, sehingga ilmu yang diberikan mudah dipahami.

“Memang awalnya saya berpikir, apakah mereka mampu?  Karena basic mereka bukanlah dari pertukangan. Ternyata mereka sangat luar biasa, attitude juga sangat bagus, tetapi selalu saya ingatkan agar tetap utamakan safety,” ungkapnya.

Begitupun dengan Instruktur Carpenter Nemangkawi, Retama Surya Dinata. Dia mengatakan, bukan hanya skill yang diajarkan tetapi juga safety. Pada saat praktik para peserta sudah bisa mengimplemenasikan safety.

Sedangkan perwakilan dari peserta, Wilem Kanareyauw menyampaikan terima kasihnya kepada PTFI yang telah menggelar pelatihan tersebut, walaupun waktu pelatihan cukup singkat.

Begitu juga dengan Benediktus Pautapea yang berharap agar kegiatan ini tidak berhenti di sini saja tetapi bisa dilakukan secara berkelanjutan.

“Saya harap tidak sampai di sini saja, agar saudara-saudara kita yang ada di kampung memiliki kesempatan yang sama, untuk bisa diajarkan kepada masyarakat yang lainnya,” pungkasnya.

Penulis: Evita

Editor: Jimmy