SALAM PAPUA (TIMIKA) - Puluhan rumah warga di kampung
Hiripau dan komplek Cenderawasih Kampung Poumako, Distrik Mimika Timur,
Kabupaten Mimika terendam banjir, Jumat (9/8/2024).
Kondisi ini terjadi hampir setiap tahun, sehingga warga pun
sering mengusulkan ke kepala kampung, kepala distrik hingga ke Pemkab Mimika,
agar dilakukan pengerukan saluran pembuangan air dari rawa-rawa. Namun, usulan
tersebut tidak pernah digubris sehingga warga kompak melakukan aksi pemalangan
jalan.
"Kondisi ini sudah terjadi hampir setiap tahun, kalau
curah hujan tinggi, maka rumah kami terendam air. Kami selalu usulkan supaya
ada aksi dari Pemkab melakukan pengerukan, tapi tidak direspon. Makanya hari
ini kami lakukan pemalangan," ujar Asita Kapan, yang merupakan warga
komplek Cenderawasih Kampung Hiripau saat ditemui Salampapua.com.
Asita menyebutkan, puluhan rumah serta fasilitas umum
seperti klinik dan gereja yang saat ini terendam air bukan hanya karena luapan
sungai, akan tetapi dikarenakan tidak adanya saluran khusus yang mengalirkan
air dari rawa-rawa, sehingga dengan terjadinya hujan secara terus menerus, maka
debit air pun makin tinggi.
"Kami ini tinggal di atas rawa-rawa, tapi tidak aga
saluran khusus yang bisa alirkan air ke sungai, makanya seperti ini,"
ujarnya.
Sedangkan Kaur Kampung Poumako, Steven sampaikan air yang
saat ini menggenangi rumah warga terjadi selama satu minggu lebih. Kondisi ini
sempat dilaporkan ke Pemkab Mimika dan Sekda Pemkab Mimika, Petrus
Yumte telah melihat lokasi rumah warga, serta meminta agar kepala kampung
kumpulkan data jumlah KK yang terkena dampak banjir.
"Hari ini Pak Sekda sudah datang dan minta kepala kampung
supaya kumpulkan data KK yang terdampak," kata Steven.
Warga lainnya yang tidak mau namanya dipublish menuturkan,
kecewa atas kunjungan Sekda, karena tidak menjumpai masyarakat secara langsung,
akan tetapi hanya ada di dalam mobil dan melintas menuju balai kampung. Disampaikan,
dalam kondisi ini warga tidak membutuhkan bantuan sembako, khususnya mie instan
dan yang lainnya, tapi yang diharapkan agar Pemkab segera membuat talud untuk
alirkan air dari rawa-rawa.
"Apa gunanya datang kalau hanya lewat di mobil. Untuk
apa juga minta jumlah KK yang terdampak. Intinya saat ini kami tidak butuh
sumbangan sembako, tapi yang kami mau harus lakukan pengerukan ," katanya.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi