SALAM PAPUA (TIMIKA) – Menjelang musim pendakian pertengahan
tahun, para pendaki yang berencana menaklukkan gunung-gunung tinggi di
Indonesia, termasuk Cartenzs Pyramid di Papua dan Rinjani di Nusa Tenggara
Barat, diimbau untuk mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan perlengkapan
pribadi demi keselamatan selama perjalanan.
Instruktur pendakian dari Komunitas Pecinta Alam Mimika
(KPAM), Samuel Takupa, mengatakan bahwa pendakian gunung tinggi memerlukan
persiapan yang jauh lebih kompleks dibandingkan gunung-gunung dengan ketinggian
sedang.
“Kalau sudah masuk di atas 3.000 mdpl, tantangannya bukan
hanya tanjakan atau suhu dingin, tapi juga kondisi tubuh terhadap tekanan
oksigen yang makin tipis,” ujarnya, Selasa (14/5/2025).
Menurutnya, persiapan fisik idealnya dilakukan minimal satu
bulan sebelum pendakian, dengan fokus pada latihan kardio seperti jogging, naik
turun tangga, dan penguatan otot kaki serta punggung.
“Banyak pendaki pemula yang mengabaikan ini, padahal tubuh
yang tidak terbiasa aktivitas berat bisa memicu kelelahan ekstrem bahkan
penyakit ketinggian (AMS),” jelas Samuel.
Selain fisik, ia juga menekankan pentingnya kesiapan mental
dan peralatan. Pendaki disarankan mempelajari jalur yang akan dilalui, memahami
cuaca ekstrem, serta membawa perlengkapan standar seperti jaket gunung tahan
air, sleeping bag, headlamp, alat masak portable, dan kotak P3K pribadi.
“Pendaki juga wajib membawa logistik cukup dan memastikan
perlengkapan mereka tahan dingin. Jangan sampai naik gunung tinggi hanya dengan
jaket tipis, itu sangat berbahaya,” tambahnya.
Sejumlah komunitas pendaki di Papua dan sekitarnya
dijadwalkan akan menggelar pelatihan dasar pendakian gunung tinggi dalam
beberapa pekan ke depan sebagai bagian dari edukasi keselamatan alam bebas.
Samuel berharap, dengan meningkatnya kesadaran akan
pentingnya persiapan, angka kecelakaan pendakian yang disebabkan oleh kelalaian
dapat ditekan.
“Tujuannya bukan hanya sampai puncak, tapi pulang dengan
selamat dan membawa cerita,” tutupnya. (AI)
Editor: Sianturi