SALAM PAPUA (TIMIKA)- Habis makan ngantuk mungkin dialami
oleh hampir setiap orang. Meski umumnya tidak berbahaya, fenomena ini terkadang
bisa mengganggu aktivitas dan menurunkan konsentrasi Anda. Oleh karena itu,
ketahui penyebab ngantuk setelah makan agar hal tersebut dapat Anda hindari.
Rasa kantuk yang muncul sehabis makan dapat disebabkan oleh
banyak faktor, antara lain konsumsi makanan atau minuman tertentu dan gaya
hidup atau kebiasaan yang sering dilakukan. Untuk mencegah kondisi yang kerap
mengganggu keseharian ini, Anda perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.
Beragam Faktor yang Menyebabkan Habis Makan Ngantuk
Ada beragam faktor yang diketahui dapat memicu rasa kantuk
setelah makan, antara lain:
1. Pengaruh hormon selama proses pencernaan
Makanan dan minuman yang Anda konsumsi akan dicerna oleh
lambung dan usus. Saat proses pencernaan berlangsung, tubuh akan melepaskan
hormon tertentu seperti serotonin dan melatonin. Peningkatan kedua hormon
tersebut bisa menimbulkan rasa kantuk setelah Anda makan.
2. Perubahan aliran darah di otak
Selain faktor hormonal, perubahan aliran darah pada otak
yang terjadi setelah makan juga kerap disebut sebagai penyebab munculnya
fenomena habis makan ngantuk.
Setelah makan, aliran darah akan lebih banyak dialihkan ke
saluran pencernaan agar tubuh dapat mengolah dan menyerap energi serta nutrisi
dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Ketika hal tersebut terjadi, aliran darah pada otak akan
sedikit berkurang dan menyebabkan Anda sering menguap dan mengantuk guna
mencukupi kebutuhan oksigen di otak. Hal ini normal terjadi dan biasanya hanya
berlangsung dalam waktu singkat. Meski demikian, teori ini masih perlu diteliti
lebih lanjut.
3. Kurang tidur
Ketika kurang tidur, tubuh akan terasa lelah dan rasa lapar
mudah muncul. Hal ini bisa membuat Anda lebih banyak makan atau ngemil,
sehingga rasa kantuk yang dirasakan akan semakin terasa.
Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut, cobalah untuk
mencukupi waktu tidur setiap malamnya setidaknya 7–9 jam, kurangi atau hentikan
kebiasaan begadang, olahraga secara rutin, dan hindari stres.
4. Kurang olahraga
Olahraga berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan tubuh,
serta efisiensi kerja sistem kardiovaskular. Jika Anda jarang berolahraga,
tubuh akan mudah merasa lelah. Hal ini jugalah yang menjadi salah satu pemicu
munculnya rasa kantuk setelah makan.
Agar lebih bugar, Anda bisa mencoba lebih banyak meluangkan
waktu untuk berolahraga, misalnya berjalan di sekitar halaman rumah, naik-turun
tangga, atau yoga. Apa pun pilihan olahraganya, lakukan secara rutin dan
teratur minimal 15 menit setiap harinya.
5. Gangguan kesehatan
Kondisi atau gangguan kesehatan tertentu dapat membuat Anda
mudah lelah, termasuk lebih mudah mengantuk setelah beraktivitas dan setelah
makan atau bahkan mengantuk sepanjang waktu.
Beberapa gangguan kesehatan tertentu yang dapat menyebabkan
rasa kantuk setelah makan, di antaranya diabetes, anemia, hipotiroidisme,
intoleransi makanan, dan gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea).
Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter bila Anda
sering mengantuk, karena bisa saja menjadi pertanda adanya masalah kesehatan
yang perlu diobati.
Selain beberapa penyebab di atas, ada juga beberapa faktor
lain yang dapat menyebabkan Anda sering ngantuk setelah makan, misalnya
kebiasaan melewatkan sarapan, kekurangan asupan zat besi, kurang minum air
putih, dan sering mengonsumsi makanan cepat saji.
Makanan dan Minuman yang Memicu Rasa Kantuk
Meski semua makanan dicerna dengan cara yang sama, namun
tidak semua makanan memengaruhi tubuh dengan cara yang sama. Pasalnya, ada
beberapa jenis makanan yang justru membuat Anda lebih mudah mengantuk setelah
mengonsumsinya.
Jenis makanan tersebut umumnya mengandung protein tinggi,
seperti telur, bayam, tahu, keju, kedelai, dan ikan yang mengandung asam amino
triptofan. Asam amino triptofan digunakan oleh tubuh untuk memproduksi
serotonin yang berperan besar terhadap rasa kantuk.
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, beberapa jenis
makanan maupun minuman berikut juga bisa menimbulkan rasa kantuk setelah makan:
Pisang
Pisang dianggap bisa membuat kantuk karena kandungan kalium
dan magnesiumnya yang dapat melemaskan otot, sehingga tubuh akan terasa lebih
rileks dan memicu rasa kantuk.
Buah ceri
Buah ceri merupakan sumber alami melatonin yang sangat
tinggi sehingga dapat membuat Anda mudah mengantuk. Jika ingin mengonsumsi buah
ceri, sebaiknya konsumsi setelah makan malam dan sebisa mungkin hindari
mengonsumsinya pada siang hari.
Minuman berenergi
Mungkin banyak yang berpikir bahwa minuman berenergi dapat
membuat Anda lebih berenergi dan tetap terjaga, padahal kenyataannya sebagian
besar minuman berenergi dibuat dari kafein, asam amino esensial, dan kadar gula
yang tinggi.
Pada awalnya, minuman jenis ini mungkin akan meningkatkan
energi di tubuh Anda. Akan tetapi, efek tersebut hanya bersifat sesaat dan
justru bisa membuat Anda merasa lelah dan mengantuk setelahnya.
Teh herbal
Salah satu teh herbal, yaitu chamomile, mengandung zat
antioksidan yang disebut apigenin. Di dalam otak, epigenin berfungsi memicu
respons otak yang mampu membuat Anda merasa lebih tenang. Hal inilah yang
kemudian menyebabkan Anda ngantuk setelah meminumnya.
Selain chamomile, teh herbal lavender juga bisa menimbulkan
rasa kantuk. Hal ini berkat aromanya yang menenangkan.
Minuman beralkohol
Banyak orang meminum bir, anggur, atau minuman beralkohol
lainnya untuk membantu agar bisa tidur dengan cepat dan pulas. Minuman
beralkohol mungkin membantu tubuh merasa lebih rileks dan lebih mudah untuk
tidur, namun tidur Anda justru mudah terganggu dan menyebabkan Anda merasa
lelah atau tidak segar saat bangun.
Selain itu, minuman beralkohol juga berdampak buruk bagi
kesehatan. Mengonsumsi terlalu banyak alkohol akan meningkatkan risiko gangguan
hati, kanker, stroke, masalah jantung, hingga gangguan mental.
Selain itu, kangkung juga dianggap sebagai makanan penyebab
kantuk. Secara umum, habis makan ngantuk merupakan hal yang normal terjadi.
Jika Anda sering mengalaminya, Anda mungkin bisa mengubah pola makan dan
menjalani gaya hidup lebih sehat. (Alodokter)
Editor: Sianturi