SALAM PAPUA (TIMIKA) – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Mimika meminta PLN UP3 Timika untuk segera melakukan penataan kabel listrik yang semrawut di sejumlah titik dalam kota, guna meningkatkan keselamatan warga dan memperindah tampilan kota.

Permintaan ini disampaikan Ketua Komisi II DPRK Mimika, Dolfin Beanal, usai melakukan kunjungan kerja (kunker) ke PLN UP3 Timika, Jumat (18/7/2025).

“Banyak kabel listrik yang menggantung sembarangan dan berpotensi membahayakan, terutama di kawasan padat penduduk dan fasilitas umum. Hal seperti ini harus menjadi perhatian serius PLN,” kata Dolfin.

Ia menambahkan, penataan kabel tidak hanya soal keselamatan, tetapi juga bagian dari membangun wajah kota yang tertib dan modern, selaras dengan program infrastruktur Pemkab Mimika. Dolfin juga meminta agar PLN melakukan evaluasi terhadap vendor pemasangan kabel yang dianggap bekerja tidak profesional.

“Jika ada vendor yang memasang instalasi sembarangan, PLN harus segera evaluasi. Jangan sampai pekerjaan mereka membahayakan keselamatan masyarakat,” tegasnya.

Komisi II juga mendorong adanya koordinasi antara PLN, Pemkab Mimika, dan pihak swasta, termasuk PT Freeport Indonesia (PTFI), agar penataan jaringan listrik di Timika bisa dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

“Kolaborasi ini penting. Kami harap PTFI juga ikut mengambil bagian dalam menata kota Timika,” ujar Dolfin.

Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRK Mimika, Adrian Andika Tie, mendukung rencana PLN untuk memperluas aliran listrik ke wilayah pedalaman. Namun, ia menilai perlu adanya dukungan nyata dari Pemkab Mimika, mengingat pemerataan listrik menjadi bagian dari visi membangun dari kampung ke kota.

“Saat ini sekitar 94 persen wilayah Mimika telah teraliri listrik, namun sebagian besar masih terkonsentrasi di wilayah kota. Untuk itu, kami harap Pemkab dan PLN dapat mempercepat elektrifikasi di zona-zona hijau dan wilayah pedalaman,” kata Adrian.

Ia juga mendorong pemerintah daerah agar memberikan subsidi listrik kepada masyarakat di wilayah pedalaman, mengingat tingkat penghasilan yang masih rendah dan tidak stabil.

“Pemerintah perlu ambil langkah konkret, seperti memberikan subsidi listrik, agar masyarakat di pedalaman juga bisa menikmati akses energi yang layak,” tutup Adrian.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi