SALAM PAPUA (NABIRE) – Otis Monei, S.Sos., M.Si., resmi dikukuhkan sebagai Kepala Suku Besar Wate Kabupaten Nabire dalam upacara adat yang berlangsung khidmat di Taman Gizi, Rabu (19/11/2025). Dalam sambutannya, Otis menegaskan bahwa meski Suku Wate tidak berjumlah besar, wilayah adat mereka sangat luas dan strategis.

“Suku Wate memang tidak terlalu besar, tetapi wilayah adat kami luas, dari Wapoga, Wanggar Pantai hingga Wami,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan batas-batas wilayah adat Wate yang berbatasan langsung dengan Waropen di timur, Suku Yeresiam, Kaimana, dan Wondama di barat, Suku Mee di selatan, serta laut di utara yang kaya sumber daya.

Otis menilai penting bagi masyarakat untuk menjaga wilayah adat tersebut secara serius, terlebih setelah Nabire menjadi bagian dari Provinsi Papua Tengah. Pemilihan lokasi penobatan di Taman Gizi pun memiliki makna sejarah.

“Di tanah ini ada tulang belulang orang Wate yang dikubur. Itu sebabnya acara dilakukan di sini,” jelasnya.

Otis mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat adat Wate yang memilihnya dari lima kandidat. Ia menegaskan bahwa jabatan ini adalah amanah, bukan kemenangan pribadi.

“Kemenangan ini bukan kebanggaan, tetapi kepercayaan,” katanya.

Ia mengajak para kandidat yang tidak terpilih untuk kembali bersatu membangun Suku Wate.

“Kita satu moyang. Mari tinggalkan perbedaan dan bekerja bersama,” tegasnya.

Tidak hanya kepada Suku Wate, Otis juga menyampaikan pesan bagi seluruh masyarakat Nabire dan Papua Tengah agar menjaga daerah ini sebagai rumah bersama.

“Dari Sabang sampai Merauke, mari kita jaga Nabire sebagai rumah kita,” ucapnya.

Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan.

“Kita tolak begal dan segala hal yang mengganggu kamtibmas. Keamanan bukan hanya tugas aparat, tetapi tugas kita bersama,” tuturnya.

Di akhir sambutan, Otis menegaskan dukungan penuh Suku Wate terhadap pemerintah daerah.

“Kami akan mendukung program pemerintah agar Nabire lebih baik, aman, dan tetap dalam bingkai NKRI,” katanya.

Penulis: Elias Douw

Editor: Sianturi