SALAM PAPUA (TIMIKA)- Sakit tulang ekor (coccydynia) dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan duduk terlalu lama di permukaan keras hingga cedera akibat terjatuh. Kondisi ini kerap menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman, terutama saat duduk, berdiri, atau mengubah posisi tubuh, sehingga diperlukan langkah awal untuk meredakannya.

Dibandingkan pria, wanita diketahui memiliki risiko hingga lima kali lebih tinggi mengalami sakit tulang ekor. Selain faktor postur dan cedera, kondisi ini juga sering dialami wanita pada masa kehamilan, terutama pada trimester akhir.

Menjelang persalinan, ligamen atau jaringan penghubung antartulang di sekitar tulang ekor akan merenggang untuk memberi jalan bagi bayi saat lahir. Proses ini dapat menyebabkan tekanan dan rasa nyeri pada tulang ekor.

Pada sebagian kasus, sakit tulang ekor akibat posisi duduk yang salah atau terlalu lama dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan. Pada ibu hamil, keluhan ini umumnya berangsur menghilang setelah melahirkan.

Namun, selama nyeri masih dirasakan misalnya saat duduk, buang air kecil atau besar, berdiri terlalu lama, atau berpindah posisi dari duduk ke berdiri beberapa langkah berikut dapat dilakukan untuk membantu meringankan keluhan:

1. Hindari duduk terlalu lama

Usahakan untuk tidak duduk dalam waktu yang lama. Jika pekerjaan menuntut Anda banyak duduk, selingi dengan berdiri atau berjalan ringan setiap satu hingga dua jam. Mengubah posisi duduk dengan sedikit mencondongkan tubuh ke depan juga dapat membantu mengurangi tekanan pada tulang ekor.

2. Gunakan bantal khusus

Penggunaan bantal khusus duduk dapat membantu mengurangi tekanan pada tulang ekor dan tulang belakang. Bantal ini umumnya berbahan empuk dan memiliki desain dengan bagian belakang berlubang atau berlekuk sehingga area tulang ekor tidak langsung menahan beban tubuh. Dengan demikian, posisi duduk menjadi lebih nyaman.

3. Konsumsi obat pereda nyeri

Untuk membantu meredakan nyeri, Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol atau ibuprofen. Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan dan rasa sakit.

Pastikan untuk membaca aturan pakai pada kemasan dan tidak mengonsumsinya melebihi dosis yang dianjurkan. Agar lebih aman, terutama bila Anda memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Selain langkah di atas, Anda juga dapat melakukan kompres dingin dan hangat secara bergantian pada area tulang ekor selama 10–15 menit untuk membantu meredakan nyeri. Tindakan ini dapat dilakukan beberapa kali sehari sesuai kebutuhan.

Pijatan lembut di sekitar area tulang ekor juga dapat membantu, namun hindari tekanan yang terlalu kuat atau dalam karena berisiko menimbulkan cedera. Selain itu, hindari gerakan yang menarik punggung secara berlebihan karena dapat memperparah keluhan.

Apabila nyeri tulang ekor tidak membaik setelah berbulan-bulan atau justru semakin parah, pemeriksaan ke dokter sangat dianjurkan. Dokter akan melakukan evaluasi, termasuk pemeriksaan penunjang radiologi seperti foto rontgen atau CT scan pada area panggul atau pelvis, untuk mengetahui penyebab pasti keluhan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter dapat merekomendasikan beberapa pilihan perawatan berikut:

1. Fisioterapi

Fisioterapi dilakukan dengan bantuan tenaga profesional untuk melatih otot dan sendi di sekitar panggul. Terapi ini bertujuan mengurangi nyeri, meningkatkan fleksibilitas, serta membantu relaksasi otot, termasuk untuk mempermudah buang air kecil atau besar.

2. Pemberian obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, obat pelemas otot, obat antidepresan tertentu, atau memberikan suntikan anestesi pada area tulang ekor untuk mengurangi rasa sakit.

3. Operasi

Pada kasus yang berat dan tidak membaik dengan perawatan lain, operasi dapat menjadi pilihan terakhir. Tindakan operasi pengangkatan tulang ekor ini dikenal dengan istilah coccygectomy.

Sakit tulang ekor umumnya dapat ditangani dengan perawatan mandiri dan perubahan kebiasaan sehari-hari. Namun, jika nyeri berlangsung lebih dari enam bulan, semakin memburuk, atau disertai gejala serius seperti kesulitan buang air kecil atau besar, mati rasa, hingga kelemahan atau kelumpuhan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (Alodokter)

Editor: Sianturi