SALAM PAPUA (TIMIKA) – Ratusan massa yang tergabung dalam
Solidaritas Peduli Jila (SPJ) menggelar aksi demonstrasi di Gedung DPRK Mimika,
Selasa (16/12/2025), mendesak Presiden RI Prabowo Subianto segera menarik
militer organik dan nonorganik dari Distrik Jila, Kabupaten Mimika.
Aksi diawali long march dari Bundaran Timika Indah menuju
Kantor DPRK Mimika. Massa menilai kehadiran militer di Distrik Jila menimbulkan
trauma dan memaksa warga dari 10 kampung mengungsi ke ibu kota distrik dan
kampung-kampung penampungan.
Perwakilan SPJ, Eli Dolame, menyatakan operasi militer yang
dilakukan tidak sesuai SOP dan berdampak pada rasa takut masyarakat. “Warga
hidup dalam ketakutan dan terpaksa meninggalkan rumah serta harta benda
mereka,” ujarnya.
Aktivis HAM yang mendampingi warga Jila, Fransisca Pinimet,
menyebut situasi keamanan masih mencekam, bahkan dentuman senjata dilaporkan
masih terdengar. Ia mengungkapkan sekitar 10 warga belum ditemukan, sementara
perempuan, anak-anak, dan lansia terpaksa mengungsi ke hutan.
Dalam aksi tersebut, SPJ menyampaikan tujuh tuntutan, di
antaranya penarikan militer dari Distrik Jila, kehadiran Komnas HAM RI,
pencabutan status zona merah di wilayah adat Amungsa, pembentukan Pansus
Kemanusiaan DPRK Mimika, serta jaminan rasa aman menjelang Natal dan Tahun
Baru.
Aspirasi massa diterima sejumlah anggota DPRK Mimika,
termasuk Ketua Komisi II Dolfin Beanal. Ia menyatakan siap mengawal tuntutan
warga dan mendorong pembentukan Pansus Kemanusiaan. “Saya sudah turun langsung
ke Jila dan melihat kondisi masyarakat yang memang diliputi ketakutan,”
katanya.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi

