SALAM PAPUA (TIMIKA) - Kepala Balai Besar POM Jayapura, Mojaza Sirait mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan, pihaknya menemukan adanya takjil yang menggunakan pangan kadaluarsa di wilayah Mimika, Jayapura dan Merauke.

Saat ditemui di Timika, Jumat (14/4/2023), Mojaza mengatakan, pengawasan selama bulan puasa terus dijalankan. Intensitas pengawasan dilakukan selama enam tahap dan saat ini merupakan tahap keempat serta terus berjalan hingga seminggu menjelang Lebaran. 

Pengawasan yang dilakukan ada dua bagian, yaitu pengawasan sarana distribusi pangan, mulai dari distributor hingga retail serta kios-kios. Namun yang menjadi prioritas ialah distributor besar dan gudang-gudang sebagai penyuplai kebutuhan masyarakat. Kemudian pengawasan takjil atau makanan berbuka puasa, yang difokuskan pada penggunaan bahan makanan yang dilarang, seperti formalin, rhodamin B, metanil yellow dan boraks.

Berdasarkan hasil pengawasan, masih ditemukan adanya pangan kadaluarsa, baik yang di wilayah  Balai POM Jayapura, Merauke maupun di Mimika.

“Sejauh ini presentase temuan tersebut relatif menurun dibandingkan temuan tahun 2022. Pada umumnya temuan itu berupa pangan kadaluarsa yang telah melewati batas aman untuk dikonsumsi,” ungkap Mojaza.

Meski ditemukan adanya penggunaan pangan kadaluarsa, Mojaza menilai bahwa sejauh ini untuk pengawasan penjualan takjil masih aman.

Adapun temuan lain khususnya untuk pengawasan penjualan takjil yaitu penggunaan kemasan yang tidak sesuai. Contohnya penggunaan kantong kresek berwarna, padahal kantong kresek berwarna tersebut merupakan hasil daur ulang. Selain itu penyajian yang belum memenuhi syarat higienis. Dalam hal ini, masih banyak takjil yang dijual di pinggiran jalan dengan wadah yang tidak tertutup, sehingga sangat berpotensi terjadinya pencemaran microbiologi.

“Harusnya gunakan kantong kresek yang bening, karena yang bening itu benar-benar baru atau belum didaur ulang. Untuk penyajian juga terlihat masih menggunakan wadah dengan penutup yang belum memadai,” ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut diimbau kepada seluruh penjual takjil agar bisa menjamin higienitas setiap menu yang disajikan. Penjual takjil harus memperhatikan dari pengolahan di dapur masing-masing hingga di lapak penjualannya.

“Ini perlu edukasi khusus dan menjadi PR bagi kami dan para penjual takjil. Kebersihan produk, kemasan dan penjualnya itu harus diperhatikan dengan baik,” tuturnya.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy