SALAM PAPUA (TIMIKA)- Diabetes tipe 5 adalah jenis penyakit
diabetes baru yang masih terdengar asing bagi banyak orang. Namun, penyakit ini
sebenarnya sudah diketahui sejak lama, hanya saja belum ada nama resminya.
Diabetes tipe 5 sendiri berkaitan erat dengan malnutrisi atau kurang gizi
kronis dan banyak menyerang remaja serta dewasa muda.
Diabetes adalah kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula dalam darah. Kondisi ini dapat terjadi karena tubuh tidak mampu
menghasilkan insulin yang cukup atau tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi. Diabetes sendiri dapat dibedakan menjadi diabetes tipe 1, diabetes
tipe 2, diabetes gestasional, dan prediabetes.
Nah, selain keempat jenis diabetes di atas, saat ini muncul
diabetes tipe baru, yaitu diabetes tipe 5. Sebelumnya, diabetes tipe 5 ini
dikenal juga dengan sebutan maturity onset diabetes of the young (MODY).
Berbeda dari tipe diabetes yang dikenal secara umum,
diabetes tipe 5 lebih sering ditemukan pada orang yang memiliki berat badan
rendah dan riwayat kekurangan gizi kronis. Selain itu, faktor genetik juga
diketahui berperan dalam menyebabkan penyakit ini.
Seputar Diabetes Tipe 5
Diabetes tipe 5 dikenal juga sebagai malnutrition-related
diabetes, yaitu bentuk diabetes yang berkembang pada individu yang mengalami
malnutrisi energi dan protein dalam waktu lama.
Berbeda dari diabetes tipe 1 yang disebabkan oleh reaksi
autoimun dan tipe 2 yang berkaitan dengan resistensi insulin, diabetes tipe 5
terjadi karena kerusakan fungsi pankreas akibat kekurangan gizi kronis. Tanpa
cukup nutrisi, pankreas tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah memadai
sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara bertahap.
Diabetes tipe 5 umumnya lebih berisiko dialami oleh
penderita kondisi kekurangan gizi berat, terutama di masa pertumbuhan, yaitu
usia 12–17 tahun pada laki-laki dan usia 9–15 pada perempuan. Oleh karena itu,
kondisi ini biasanya ditemukan pada anak, remaja, maupun dewasa muda.
Kekurangan gizi berat bisa terjadi karena beberapa hal.
Salah satu penyebab utamanya adalah faktor lingkungan, seperti keterbatasan
pangan, sanitasi buruk, infeksi saluran pencernaan berulang, serta akses
terbatas terhadap pelayanan kesehatan. Selain karena masalah kekurangan gizi,
diabetes tipe 5 juga berkaitan dengan faktor genetik atau turunan.
Gejala Diabetes Tipe 5
Ada beberapa tanda dan gejala yang kerap dialami oleh
penderita diabetes tipe 5, yaitu: Berat badan kurang, nafsu makan tinggi,
tetapi tetap kurus, rasa lelah yang berkepanjangan, luka yang sulit sembuh, sering
buang air kecil, sering haus, kesemutan dan pandangan buram atau kabur.
Gejala tersebut bisa menyerupai penyakit lain, seperti
diabetes tipe 1 atau tipe 2. Namun, jika terdapat faktor lain pada pasien yang
mengalami gejala ini, seperti riwayat kekurangan gizi kronis, maka diabetes
tipe 5 bisa menjadi kemungkinan penyebabnya.
Langkah Penanganan Diabetes Tipe 5
Hingga saat ini, para ahli masih merumuskan kriteria
diagnosis dan panduan pengobatan yang jelas untuk diabetes tipe 5. Namun,
secara umum, kondisi ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan fisik dan
serangkaian tes yang meliputi:
Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan HbA1c, penilaian
status gizi, yakni dengan mengukur berat dan tinggi badan, lingkar lengan atas,
serta tes kadar protein darah, pemeriksaan fungsi pankreas untuk menilai
kapasitas produksi insulin.
Setelah diagnosis diabetes tipe 5 dikonfirmasi,
penanganannya bisa berupa:
Pemberian obat-obatan
Penyakit diabetes tipe 5 bisa ditangani dengan obat-obatan
antidiabetes. Obat-obatan ini berfungsi untuk mendukung produksi insulin di
pankreas dan meningkatkan sensitivitas insulin dalam mengontrol gula darah.
Pada kasus tertentu, diabetes tipe 5 juga bisa ditangani dengan kombinasi
obat-obatan dan pemberian suntikan insulin.
Perbaikan status gizi
Diabetes tipe 5 tidak hanya berfokus pada pengendalian gula
darah dengan insulin atau obat-obatan diabetes, tetapi juga pada pemulihan
status gizi pasien. Ini termasuk pemberian makanan tinggi protein dan kalori
serta suplemen gizi sesuai kebutuhan pasien.
Meski demikian, perbaikan gizi ini umumnya perlu dilakukan
secara bertahap dan dalam pemantauan dokter. Hal ini penting untuk mencegah
terjadinya komplikasi, seperti kerusakan ginjal atau liver akibat refeeding
syndrome.
Penanganan dan pencegahan dini sangatlah penting untuk
mengatasi penyakit diabetes tipe 5 ini. Mengingat banyaknya kasus pada orang
dewasa muda, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi, mulai dari sistem imun
yang melemah, gagal ginjal, gangguan penglihatan atau kebutaan, bahkan kematian
di usia dini.
Namun, sayangnya, masalah malnutrisi di Indonesia bukan
hanya soal kekurangan makanan, tetapi juga berkaitan dengan tantangan sosial
dan ekonomi, seperti keterbatasan akses terhadap pangan bergizi, edukasi
mengenai gizi yang rendah, dan sanitasi yang buruk.
Jika merasakan gejala diabetes tipe 5, seperti mudah lelah
dan berat badan sulit naik, apalagi jika memiliki masalah kekurangan gizi
kronis, konsultasikan kondisi Anda dengan dokter umum atau spesialis penyakit
dalam. Anda juga bisa gunakan layanan Chat Bersama Dokter untuk penjelasan awal
atau buat janji konsultasi langsung guna menjalani pemeriksaan gizi secara
menyeluruh. (Alodokter)
Editor: Sianturi