SALAM PAPUA (TIMIKA)- Antibiotik harus dihabiskan serta dikonsumsi sesuai petunjuk dan resep dari dokter. Tujuannya agar obat bisa bekerja dengan efektif dalam mengobati penyakit. Bila obat tidak dikonsumsi sesuai aturan atau tidak dihabiskan, hal ini justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk
mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh
dan menghentikan pertumbuhan bakteri di tubuh. Antibiotik tersedia dalam bentuk
pil, kapsul, salep oles, obat tetes, hingga obat suntik.
Obat antibiotik harus dihabiskan dan diresepkan oleh dokter
untuk mengatasi infeksi bakteri. Jadi, tidak akan efektif jika digunakan untuk
mengatasi infeksi virus atau jamur. Beberapa penyakit terkait infeksi bakteri
yang bisa diatasi dengan antibiotik adalah infeksi saluran kemih, sinusitis,
infeksi telinga, pneumonia, dan sepsis.
Cara Mengonsumsi Antibiotik yang Tepat
Untuk mengetahui apakah penyakit yang Anda derita dapat
diobati menggunakan antibiotik atau tidak, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang lain, seperti tes darah
atau tes urine, untuk mengetahui penyebab dari penyakit yang Anda derita.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi bakteri,
dokter dapat meresepkan antibiotik yang tepat dan sesuai dengan jenis bakteri
penyebab infeksi tersebut.
Penting untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis dan
menghabiskannya agar Anda bisa benar-benar sembuh. Sebagai panduan, berikut ini
adalah cara mengonsumsi antibiotik yang tepat:
1. Hindari mengonsumsi antibiotik dengan minuman beralkohol
Alkohol bisa menimbulkan efek interaksi obat dengan
antibiotik, sehingga obat tersebut tidak bekerja dengan baik atau justru
menimbulkan efek samping berbahaya.
Jika dikonsumsi dengan minuman beralkohol, antibiotik bisa
menimbulkan berbagai efek samping, seperti mual, muntah, nyeri perut, sakit
kepala, dada berdebar, dan nyeri dada. Pada kasus tertentu, efek samping yang
muncul bahkan bisa lebih berat, seperti keracunan dan kerusakan hati.
2. Minum sesuai jadwal
Saat diresepkan antibiotik, Anda juga perlu mengonsumsinya
sesuai jadwal. Ini dilakukan agar antibiotik dapat bekerja dengan efektif dalam
membasmi kuman penyebab infeksi di tubuh.
Sebagai contoh, jika mendapatkan dosis antibiotik 3 kali
sehari, berarti Anda perlu mengonsumsi obat setiap 8 jam. Bila obat dianjurkan
untuk dikonsumsi 2 kali sehari, Anda harus meminumnya setiap 12 jam.
Jika Anda melewatkan 1 dosis antibiotik pada jam tertentu
dan baru ingat 2–3 jam kemudian, segera minum dosis obat yang terlewat dan
lanjutkan dosis antibiotik berikutnya.
3. Hindari mengonsumsi antibiotik dengan suplemen
Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi antibiotik dan
suplemen secara bersamaan. Beberapa suplemen memiliki kandungan mineral,
seperti zat besi, magnesium, kalsium, dan zinc, yang bisa mengganggu penyerapan
antibiotik di dalam saluran cerna.
Hal ini bisa membuat antibiotik tidak efektif dalam
mengobati infeksi bakteri. Selain itu, Anda juga sebaiknya tidak mengonsumsi
antibiotik bersamaan dengan obat-obatan lain karena berisiko menimbulkan efek
interaksi obat.
Oleh karena itu, untuk memastikan obat apa saja yang aman
dikonsumsi bersamaan dengan antibiotik, Anda dapat berkonsultasi ke dokter.
Alasan Antibiotik Harus Dihabiskan dan Bahaya yang
Ditimbulkan
Selain memperhatikan aturan pakainya, Anda juga harus
menghabiskan antibiotik yang telah diresepkan oleh dokter. Meskipun gejala
sudah mereda, antibiotik tetap harus dihabiskan karena bakteri penyebab
penyakit di tubuh belum tentu hilang sepenuhnya.
Jika dikonsumsi secara tidak tepat atau tidak dihabiskan,
antibiotik justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Berikut ini adalah
kondisi yang bisa terjadi bila antibiotik tidak dihabiskan:
Resistensi antibiotik atau kuman penyebab penyakit menjadi
kebal terhadap antibiotik yang diberikanInfeksi tidak benar-benar sembuh dan infeksi
muncul kembali.
Alasan utama mengapa antibiotik harus dihabiskan adalah
untuk membasmi bakteri penyebab penyakit hingga tuntas dan mencegah terjadinya
resistensi antibiotik yang berbahaya. Oleh karena itu, ikutilah aturan dan cara
mengonsumsinya dengan baik serta sesuai dengan petunjuk dan resep dokter.
(Alodokter)
Editor: Sianturi