SALAM PAPUA (TIMIKA) – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat
Amungme dan Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport
Indonesia (PTFI), bersama Yayasan Bina Teruna Indonesia Bumi Cendrawasih
(Binterbusih) yang menjadi mitra pengelola beasiswa, sepakat mendorong
peningkatan kualitas akademik maupun non-akademik para penerima beasiswa.
Komitmen ini ditegaskan dalam kunjungan Pengurus YPMAK ke
Kantor Yayasan Binterbusih di Semarang, Selasa (26/8/2025).
Ketua Pengurus YPMAK, Dr. Leonardus Tumuka, menyampaikan
bahwa kunjungan ini bertujuan membangun komunikasi serta mendengar masukan dari
mitra demi pembenahan program beasiswa.
“Kami sedang berupaya memperbaiki dan membenahi kualitas
beasiswa. Untuk itu, kami meminta dukungan Yayasan Binterbusih agar
bersama-sama mendukung pembenahan ini,” ujarnya dalam rilis yang diterima
salampapua.com, Rabu (27/8/2025).
Leonardus menekankan pentingnya evaluasi bersama untuk
mengidentifikasi kelemahan maupun kekurangan yang ada dalam pelaksanaan
program.
Wakil Ketua Pengurus YPMAK Bidang Monitoring dan Evaluasi,
Hendaotje Watori, turut memberikan apresiasi kepada Yayasan Binterbusih atas
kontribusinya dalam mendampingi pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa di Jawa
dan Bali.
“Mereka punya visi yang sama dengan kami, yakni meningkatkan
kualitas penerima beasiswa. YPMAK juga sudah menyiapkan buku pedoman beasiswa
yang akan disosialisasikan ke semua mitra, termasuk Yayasan Binterbusih di
Semarang dan Yayasan Pendidikan Lokon di Manado, yang menjadi mitra terbesar
kami,” jelas Watori.
Ketua Yayasan Binterbusih, Pascalis Abner, menegaskan
dukungan penuh terhadap komitmen peningkatan kualitas tersebut. Namun ia
mengingatkan perlunya strategi tepat agar mahasiswa tidak serta-merta
diberhentikan hanya karena belum berprestasi.
“Anak-anak penerima beasiswa berasal dari latar belakang
keluarga yang beragam. Karena itu perlu solusi terbaik, agar mereka tetap bisa
berkembang dan kelak berprestasi,” ujarnya.
Sejak 1997, YPMAK telah bermitra dengan Yayasan Binterbusih.
Saat ini, yayasan tersebut menangani sekitar 400 penerima beasiswa dari jenjang
SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
“Banyak tantangan dalam pembinaan, tetapi itu adalah
komitmen kami untuk memajukan sumber daya manusia, khususnya anak-anak Amungme
dan Kamoro, agar menjadi tuan di atas tanahnya sendiri dan pelita bagi
masyarakatnya,” tegas Pascalis.
Sementara Ketua Pembina Yayasan Binterbusih, Paulus Sudiyo,
menyoroti empat aspek yang perlu diperkuat dalam pembinaan, yakni akademik,
karakter, keterampilan, dan iman.
“Tantangan terbesar adalah sebagian penerima masih
menganggap beasiswa sebagai hak, bukan alat perjuangan. Akibatnya, mereka
cenderung santai dan kurang memiliki daya juang,” kata Paulus.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi