SALAM PAPUA (TIMIKA) – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) Program Pendidikan di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah, Senin (25/8/2025).

Kunjungan dipimpin Ketua Pengurus YPMAK, Dr. Leonardus Tumuka, didampingi Sekretaris Pengurus Kristianus Ukago, Wakil Ketua Bidang Perencanaan Program Feri Magai Uamang, Wakil Ketua Bidang Monev Hendaotje Watori, Deputi Wakil Ketua Bidang Monev Fransiskus Xaverius Wanmang, serta Staf Program Pendidikan dan Monev YPMAK.

Leonardus menjelaskan, kunjungan ini bertujuan memperkuat komitmen belajar mahasiswa sekaligus memberikan motivasi langsung.

“Kami hadir sebagai orang tua untuk memberi semangat agar adik-adik semakin giat belajar. Beasiswa ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan studi diselesaikan tepat waktu,” ujarnya dalam rilis yang diterima Salampapua.com, Rabu (27/8/2025).

Ia juga berpesan agar mahasiswa tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga mengembangkan diri dan membangun jejaring sosial dengan mahasiswa dari berbagai daerah.

Sementara itu, Feri Magai Uamang menegaskan bahwa YPMAK menetapkan target masa studi maksimal 4–5 tahun (8–10 semester) bagi penerima beasiswa.

“Target ini sudah menjadi atensi bersama, baik mahasiswa maupun mitra pengelola. Jika tidak selesai sesuai batas waktu, maka beasiswa akan diputuskan. Masih banyak anak-anak Amungme dan Kamoro lain yang menunggu kesempatan ini,” tegas Feri.

Dalam kesempatan yang sama, Hendaotje Watori menekankan pentingnya standar akademik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75–3,00.

“Belajar tidak bisa santai. Ada standar akademik yang harus dipenuhi. Jika setelah evaluasi tidak ada peningkatan IPK, maka akan ada rekomendasi keputusan terkait kelanjutan beasiswa,” ujarnya.

Koordinator Program Pendamping Mahasiswa Timika Papua (PPMTP) Unika Soegijapranata, Albertus Istiarto, menyebutkan saat ini terdapat 32 mahasiswa penerima beasiswa YPMAK yang menempuh studi di kampus tersebut.

“Angkatan 2019 tersisa empat orang, sedangkan angkatan 2024 ada 28 orang. Dari sisi akademik masih perlu peningkatan, namun dari sisi pergaulan mereka kini sudah lebih terbuka dan mampu berinteraksi dengan mahasiswa dari daerah lain,” ungkapnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi