SALAM PAPUA (TIMIKA)- Dejavu adalah suatu keadaan di mana
seseorang merasakan hal yang familiar terhadap sesuatu seolah-olah ia sudah
pernah mengalami hal tersebut sebelumnya. Istilah dejavu berasal dari bahasa
Prancis yang berarti ‘pernah melihat’.
Dejavu merupakan hal yang wajar dialami oleh seseorang.
Bahkan, diperkirakan sekitar 70% orang di seluruh dunia pernah mengalami
fenomena ini, terutama orang yang berusia muda. Selain itu, dejavu juga bisa
lebih sering terjadi pada orang yang sering mengalami mimpi sadar (lucid
dream).
Meski dejavu adalah hal yang normal terjadi, terkadang
fenomena ini juga bisa mirip dengan gejala kondisi medis tertentu, seperti
epilepsi, migrain dengan aura, atau demensia.
Beragam Teori di Balik Terjadinya Fenomena Dejavu
Banyak yang penasaran tentang bagaimana dejavu bisa terjadi.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan logis terkait munculnya fenomena ini:
1. Split perception (persepsi terbelah)
Teori ini menjelaskan bahwa dejavu terjadi ketika seseorang
melihat suatu objek atau pemandangan pada dua waktu yang berbeda. Saat pertama
kali Anda melihat suatu objek atau pemandangan, Anda mungkin kurang
memperhatikan atau tidak fokus dengan apa yang sedang Anda lihat di waktu itu.
Meski begitu, otak Anda telah membentuk persepsi tentang apa
yang Anda lihat sebelumnya. Jadi, ketika Anda mulai melihat objek atau
pemandangan tersebut di kemudian hari, Anda mungkin merasa sudah pernah
melihatnya. Padahal, itu adalah satu persepsi lanjutan dari pengalaman yang
sama.
2. Memory recall
Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya fenomena dejavu
berkaitan langsung dengan cara seseorang memproses dan mengingat sebuah
kejadian. Teori ini menjelaskan bahwa dejavu bisa terjadi sebagai respons
terhadap peristiwa yang menyerupai sesuatu yang pernah dialami seseorang,
tetapi ia tidak mengingatnya.
Sebagai contoh, jika Anda pernah mengunjungi suatu tempat di
masa kecil, lalu kini pergi ke tempat itu lagi, Anda akan merasa familiar
dengan lokasi tersebut sehingga pengalaman ini terasa mirip dejavu.
3. Gangguan listrik otak
Teori ini menjelaskan bahwa dejavu terjadi ketika otak
mengalami gangguan minor, sehingga terbentuk impuls atau aliran listrik yang
sedikit berbeda dari biasanya. Kelainan ini bisa mirip dengan kondisi aliran
listrik otak para pasien dengan epilepsi.
Meski demikian, berbeda dengan penyakit epilepsi, kelainan
listrik pada otak ini hanya terjadi sementara waktu dan tidak mengganggu
kinerja otak secara umum.
4. Gangguan di lobus otak
Ada suatu riset yang menyebutkan bahwa fenomena dejavu bisa
terpicu oleh gangguan pada bagian otak yang disebut lobus temporal, yakni
bagian otak yang berfungsi untuk menyimpan memori.
Studi ini menyebutkan bahwa orang yang mengalami dejavu
terlihat memiliki aktivitas gelombang listrik otak yang mirip dengan pasien
epilepsi.
Ketika mengalami dejavu, Anda tidak perlu merasa khawatir
karena hal ini tergolong normal terjadi. Fenomena ini juga tidak berkaitan
dengan hal-hal yang bersifat mistis atau paranormal.
Namun, jika Anda mengalami sensasi dejavu yang kemunculannya
disertai dengan gejala lain, seperti mudah lupa atau sulit konsentrasi, kejang,
penurunan kesadaran, atau perubahan mood, emosi, dan perilaku, sebaiknya
konsultasikan ke dokter. (Alodokter)
Editor: Sianturi