SALAM PAPUA (TIMIKA)- Daging tumbuh di leher sering kali
menimbulkan rasa khawatir, terutama jika muncul tiba-tiba atau ukurannya terus
bertambah. Meski sebagian besar tidak berbahaya, kondisi ini tetap perlu
diperhatikan. Dengan mengenali penyebab dan ciri-ciri daging tumbuh di leher
sejak dini, Anda bisa menentukan langkah penanganan yang tepat dan mencegah
risiko yang lebih serius.
Daging tumbuh di leher merupakan benjolan atau jaringan
tambahan yang muncul di permukaan atau bawah kulit leher. Meski sering tidak
menimbulkan keluhan, pada beberapa kasus, daging tumbuh di leher bisa terasa
nyeri, gatal, atau meradang jika terjadi infeksi atau iritasi.
Daging tumbuh di leher bisa disebabkan oleh berbagai hal,
sehingga pengobatannya pun akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Penyebab dan Penanganan Daging Tumbuh di Leher
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan
daging tumbuh di leher beserta penanganannya:
1. Skin tag
Skin tag adalah benjolan kecil berwarna sama dengan kulit
atau sedikit lebih gelap yang sering muncul di leher, ketiak, atau lipatan
tubuh. Bentuknya lonjong atau bulat, terasa lunak, dan mudah digerakkan.
Penyebab daging tumbuh di leher ini biasanya muncul satu atau lebih pada area
yang sering bergesekan.
Penyebab utama skin tag adalah gesekan berulang pada kulit
akibat pakaian, perhiasan, atau lipatan tubuh. Faktor lain seperti kelebihan
berat badan, diabetes, dan perubahan hormon, juga dapat meningkatkan risikonya.
Daging tumbuh di leher akibat skin tag umumnya tidak
memerlukan pengobatan khusus. Namun, jika terasa mengganggu atau menimbulkan
keluhan, dokter dapat menghilangkannya melalui prosedur seperti kauterisasi,
krioterapi, atau bedah minor.
2. Kutil
Kutil adalah benjolan kecil yang berwarna sama dengan kulit
atau sedikit lebih gelap. Kondisi ini dapat muncul di leher akibat infeksi
virus HPV yang menular melalui kontak langsung atau berbagi barang pribadi
seperti handuk dan pakaian.
Selain itu, daging tumbuh di leher akibat kutil kadang
terasa gatal atau tidak nyaman. Jika sering tergesek, kutil bisa membesar atau
bertambah banyak. Meski umumnya tidak berbahaya, kutil tetap perlu ditangani
agar tidak menular ke orang lain.
Kutil di leher dapat diatasi dengan obat oles khusus dari
dokter yang mengandung asam salisilat atau bahan lain yang membantu mengikis
kutil secara bertahap. Jika kutil membandel atau jumlahnya banyak, dokter bisa
melakukan tindakan pengangkatan, seperti krioterapi, kauterisasi, atau bedah
minor.
3. Lipoma
Lipoma adalah benjolan lemak jinak yang tumbuh di bawah
kulit, termasuk di daerah leher. Benjolan ini biasanya terasa lunak, dapat
digerakkan dengan mudah, dan tumbuh perlahan. Lipoma umumnya tidak menimbulkan
rasa sakit dan jarang menimbulkan komplikasi kesehatan.
Penyebab lipoma belum sepenuhnya diketahui, tetapi faktor
genetik dan riwayat keluarga dengan lipoma dapat meningkatkan risikonya. Lipoma
juga lebih sering ditemukan pada orang dewasa, dan kemunculannya tidak
berkaitan dengan pola makan atau berat badan.
Lipoma yang kecil dan tidak menimbulkan keluhan umumnya
tidak perlu diobati. Namun, jika lipoma tumbuh besar, terasa nyeri, atau
mengganggu penampilan, dokter dapat mengangkatnya melalui prosedur operasi
kecil. Prosedur ini biasanya cepat dan hanya memerlukan anestesi lokal.
4. Kista epidermoid
Daging tumbuh di leher juga bisa berupa kista epidermoid,
yaitu benjolan bulat di bawah kulit yang berisi cairan atau material seperti
keju. Kista ini umumnya tidak nyeri, berukuran kecil hingga sedang, dan tumbuh
perlahan di permukaan leher. Saat disentuh, permukaannya terasa licin dan
kenyal.
Kista epidermoid terbentuk akibat sumbatan pada kelenjar
minyak atau folikel rambut, dan dapat dipicu oleh cedera kulit atau jerawat
yang meradang.
Daging tumbuh di leher akibat kista epidermoid dapat
diangkat melalui tindakan pembedahan jika ukurannya besar, tumbuh
terus-menerus, atau terinfeksi. Jangan mencoba memencet atau mengeluarkan isi
kista sendiri, karena dapat menyebabkan infeksi dan peradangan.
5. Infeksi pada leher
Infeksi pada leher, seperti pada kelenjar getah bening atau
folikel rambut, dapat menyebabkan daging tumbuh di leher berupa benjolan yang
terasa nyeri, merah, dan hangat saat disentuh. Penyebab daging tumbuh di leher
ini ada beragam, mulai dari radang tenggorokan, gigi berlubang, hingga luka
kulit yang terinfeksi.
Daging tumbuh di leher akibat infeksi biasanya akan mengecil
setelah penyebab infeksi diobati, misalnya dengan antibiotik untuk infeksi
bakteri atau obat lain sesuai penyebabnya. Jika benjolan berisi nanah atau
tidak membaik, dokter mungkin perlu melakukan drainase atau pengeluaran cairan
secara steril.
Daging tumbuh di leher memang bisa menimbulkan kekhawatiran,
terutama jika ukurannya makin membesar. Namun, sebagian besar daging tumbuh di
leher bersifat jinak dan tidak berbahaya jika tidak disertai keluhan.
Meski begitu, Anda tetap disarankan untuk selalu waspada
terhadap perubahan pada benjolan, seperti tumbuh semakin cepat, terasa nyeri,
atau disertai gejala lain yang mengganggu. (Alodokter)
Editor: Sianturi

