SALAM PAPUA (TIMIKA)- Ketua Papua Youth Creative Hub (PYCH) Timika, Firsa Lokobal, menyoroti kurangnya transparansi dalam pengelolaan program dan anggaran negara oleh beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Mimika.
Firsa menyebut, ketiga dinas tersebut dinilai tidak
menjalankan prinsip keterbukaan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara, khususnya dalam aspek transparansi
dan publikasi laporan keuangan.
“Saya bersama rekan-rekan sudah mendatangi ketiga dinas
tersebut, namun sangat tertutup. Kenapa tidak bisa terbuka kepada publik?” ujar
Firsa kepada Salam Papua, Sabtu (24/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa PYCH, sebagai wadah kreativitas dan
inovasi pemuda Papua yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2023
di Jayapura, juga memiliki peran sebagai mitra pemerintah dalam mendorong tata
kelola pemerintahan yang baik, termasuk dalam pengawasan penggunaan anggaran di
tingkat daerah.
“Sekarang Bupati Mimika sangat terbuka terhadap pengawasan
publik. Tapi kenapa para pimpinan dinas tidak menunjukkan sikap serupa?”
tambahnya.
Firsa menyoroti secara khusus soal proyek-proyek yang
dijalankan dengan skema penunjukan langsung (PL) yang seharusnya diperuntukkan
bagi kontraktor Orang Asli Papua (OAP). Ia menilai distribusi paket PL sangat
tidak transparan dan tidak berbanding lurus dengan jumlah kontraktor OAP yang
ada.
“Banyak proyek PL, tapi tidak jelas diberikan kepada siapa
saja. Kami sudah coba konfirmasi, tapi pihak dinas tertutup. Bahkan kemarin
beberapa kontraktor OAP sempat melakukan aksi protes di kantor DLH,” ungkapnya.
PYCH berharap pemerintah daerah, khususnya OPD-OPD terkait,
membuka ruang partisipasi publik dan memastikan keadilan akses terhadap
program-program yang dibiayai oleh negara, terutama bagi masyarakat asli Papua.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi