SALAM PAPUA (TIMIKA) – Freeport-McMoRan Inc. (FCX), sebuah perusahaan tambang dunia asal Amerika Serikat, disebut-sebut telah setuju melepas 12% saham di anak perusahaannya yakni PT Freeport Indonesia yang mengelola tambang tembaga dan emas Grasberg di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, sebagai divestasi tambahan ke Pemerintah Indonesia, dari sebelumnya 51% akan menjadi 63% pada tahun 2041.

Hal ini diungkapkan CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia, Rosan Roeslani, kepada awak media, pada Selasa (30/9/2025) lalu, seperti dilansir dari beberapa media.

Rosan mengungkapkan bahwa Freeport-McMoRan telah menyetujui pelepasan tambahan 12% sahamnya kepada Indonesia, bahkan menurut dia akuisisi ini tanpa dikenakan biaya (free of charge).

Rosan mengaku dirinya telah bertemu langsung dengan Chairman Freeport-McMoRan Richard Adkerson dan CEO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk dalam kunjungannya ke Amerika Serikat.

“Mereka sudah menyetujui untuk memberikan saham 12%, free of charge,” ujarnya.

Selain itu, menurut Rosan, Freeport setuju membangun dua universitas (untuk jurusan kedokteran dan tenaga media) dan dua rumah sakit di dekat wilayah operasionalnya.

“Dua universitas dan dua rumah sakit akan dibangun di Papua,” tuturnya.

Wacana penambahan divestasi saham Freeport ini awalnya menghangat lantaran disebutkan di salah satu pasal pada PP Nomor 25 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sebagai salah satu syarat Freeport memperpanjang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang Operasi Produksinya dijadwalkan akan berakhir pada tahun 2041.

Dalam ayat 1 Pasal 195B pada PP dimaksud, disebutkan IUPK Operasi Produksi dapat diberikan perpanjangan setelah memenuhi sejumlah kriteria, dan salah satunya adalah melakukan perjanjian jual-beli saham baru yang tidak dapat terdilusi minimal 10% dari total jumlah kepemilikan saham kepada BUMN.

Sementara itu di kesempatan berbeda, seperti dilansir dari validnews.id, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan hasil divestasi tersebut akan diberikan juga kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua, dan mulai berlaku pada 2041.

Di sisi lain, seperti dilansir dari bloombergtechnoz.com, desas-desus informasi tentang pelepasan saham 12% tersebut tidak dikonfirmasi pihak Freeport-McMoRan.

Vice President Communications Freeport-McMoRan Inc. (FCX), Linda Hayes menjelaskan bahwa FCX dan PTFI masih terus melanjutkan pembahasan dengan pemerintah Indonesia mengenai perpanjangan IUPK Freeport di Indonesia selepas tahun 2041, serta akusisi saham oleh pemerintah tersebut.

“Freeport-McMoRan dan Freeport Indonesia terus melanjutkan pembahasan dengan Pemerintah Indonesia mengenai perpanjangan jangka panjang hak operasi PTFI setelah tahun 2041,” ujar Hayes, pada Kamis (2/10/2025).

Hayes menegaskan, Freeport dan Pemerintah Indonesia sedang berupaya merampungkan kesepakatan yang diklaim “menguntungkan seluruh pemangku kepentingan.”

“FCX akan mengeluarkan pengumuman resmi setelah kesepakatan berhasil dicapai,” tegasnya.

Saat salampapua.com meminta konfirmasi terkait informasi ini ke pihak manajemen PT Freeport Indonesia melalui VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, pihaknya tidak memberi komentar.

Penulis/Editor: Jimmy