SALAM PAPUA (TIMIKA) – Komisi II DPRK Mimika bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Dinas Pertanian, Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura melakukan kunjungan kerja (kunker) ke pabrik pakan ternak PT Agrikencana Perkasa di Klaten, Jawa Tengah.

Kunker ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mendorong produksi pakan ternak lokal di Kabupaten Mimika, sehingga dapat menekan biaya peternakan dan harga jual daging di pasaran.

Wakil Ketua Komisi II DPRK Mimika, Mariunus Tandiseno, mengatakan mahalnya harga pakan di Mimika disebabkan masih bergantung pada pasokan dari luar daerah.

“Karena pakan selalu didatangkan dari luar kota, harganya jadi mahal, dan itu berdampak pada harga daging babi di Mimika. Kami ke Klaten untuk belajar bagaimana memproduksi pakan sendiri agar ke depan Mimika bisa mandiri,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).

Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRK Mimika, Adrian Andhika Thie, menegaskan bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk menghasilkan rencana konkret, bukan sekadar perjalanan kerja formalitas.

“Kami datang ke Klaten bukan untuk jalan-jalan. Ada hasil yang ingin kami bawa pulang ke Timika. Dengan kolaborasi bersama OPD teknis, kami yakin Mimika bisa memproduksi pakan ternaknya sendiri,” ujarnya.

Menurut Adrian, kesulitan memperoleh pakan ternak dengan harga terjangkau menjadi faktor utama tingginya harga daging dan bibit babi di Mimika.

“Kalau kita bisa produksi sendiri pakan ternak, harga daging dan bibit babi pasti bisa turun,” tambahnya.

Sementara itu, Staf General Manager Affair PT Agrikencana Perkasa, Priyo Djatmiko, menyambut baik kunjungan DPRK dan OPD Mimika. Ia menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh rencana Mimika membangun industri pakan lokal.

“Kami siap membantu dan mendampingi bila Mimika ingin memproduksi sendiri pakan ternak. Ini langkah baik untuk menekan biaya dan meningkatkan pendapatan peternak,” kata Priyo.

PT Agrikencana Perkasa sendiri merupakan perusahaan agrobisnis dan agroindustri berbasis penerapan bioteknologi modern, dengan sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System) yang memanfaatkan sumber daya lokal untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani serta peternak.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi